SUKABUMIUPDATE.com - Sektor pertanian menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, apalagi pada masa ancaman krisis pangan dunia akibat perang dan dampak pandemi Covid-19. Sayangnya, industri pertanian Tanah Air masih saja digarap dengan cara-cara tradisional. Padahal potensi sektor pertanian Indonesia begitu besar bila digarap dengan teknologi pertanian modern.
Terkait hal tersebut, pengurus Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) yang diwakili Bendahara Umum, Camelia Panduwinata Lubis menjajaki kerjasama dengan Turki.
Di Turki, Camel bertemu dengan sejumlah pihak termasuk dengan Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Ikbal dan Konsul Jenderal RI di Turki, Imam As'ari.
Camel, yang juga politisi Golkar ini mengatakan, kunjungannya ke negara di kawasan Eurasia itu, selain mencari celah kerjasama untuk meningkatkan SDM dalam membangun modernisasi pertanian, KITA juga ingin membuka akses pasar komoditas pertanian baru dengan Turki.
"Turki adalah pasar yang besar, Turki juga punya produk pertanian yang Indonesia butuhkan. Ini penting bagi kedua negara untuk terus meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan," kata Camel kepada media, Selasa (5/4/2022).
Camel berharap, dengan peningkatan SDM pertanian melalui skema kerjasama Indonesia-Turki, membuat sektor pertanian Indonesia kian produktif. Selain itu pula, pertukaran teknologi pertanian dengan Turki juga bakal meningkatkan kualitas produk-produk pertanian asal Indonesia yang diekspor ke Turki.
"Tentu ini baru langkah awal, masih ada beberapa tahapan yang perlu kita lalui untuk mengimplementasikan penjajakan kerjasama ini. Namun yang pasti kita perlu untuk memulai kerja sama di bidang SDM dan teknologi pertanian dengan banyak negara guna modernisasi industri pertanian Indonesia," kata Camel.
Untuk diketahui, dari data tahun 2020 lalu, neraca perdagangan pertanian Indonesia dengan Turki surplus senilai Rp 5,1 triliun. Ekspor pertanian Indonesia ke Turki mencapai Rp 5,8 triliun dengan komoditas ekspor utama yaitu kelapa sawit, karet, kelapa dan kakao. Sementara impor Indonesia dari Turki senilai Rp 678 miliar yang meliputi produk-produk utama seperti tembakau, gandum, obat hewan, kulit dan jangat.