SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah ingin memberikan kemudahan pada masyarakat dalam menjangkau gerai-gerai vaksinasi Covid-19, termasuk pada jamaah salat tarawih. Upaya ini dilakukan untuk menjaga tren kasus yang sekarang diklaim sedang melandai.
"Pemerintah juga akan melakukan pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan saat selesai tarawih," kata Wakil Ketua Komite Covid-19 Luhut Pandjaitan dikutip dari Tempo.co, Senin (4/4/2022).
Tak hanya di lokasi tarawih, gerai vaksinasi juga akan diperluas di tempat publik lainnya. "Seperti stasiun, bandara, terminal bus, pusat keramaian, dan tempat pelaksanaan mudik bersama," sambung Luhut.
Upaya ini dilakukan pemerintah di tengah kasus Covid-19 yang disebut terus terkendali. Tren kasus yang terus menurun menyebabkan level PPKM di daerah terus berubah.
Karena masuk bulan puasa, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi ini menyebut pemerintah juga akan membagikan masker dan sabun pencuci tangan ke mesjid-mesjid. "Untuk dipergunakan masyarakat yang sedang menjalankan ibadah Ramadan," kata dia.
Luhut yang mengawal PPKM Jawa Bali ini juga meminta pemerintah di daerah ini untuk memaksimalkan capaian vaksinasi dosis kedua dan booster. Booster sebelumnya telah diumumkan sebagai salah satu syarat mudik Idul Fitri tahun ini.
Akibatnya, kata Luhut, laju vaksinasi harian untuk booster di seluruh provinsi Jawa Bali mengalami tanda-tanda peningkatan yang cukup tinggi.
Perkembangan Situasi Pandemi
Terkait perkembangan situasi pandemi di tanah air, Luhut menyampaikan bahwa kasus harian COVID-19 telah menurun tajam hingga 97 persen dibandingkan saat puncak kasus varian Omicron.
“Kasus aktif secara nasional juga turun hingga 83 persen dari puncak kasus (Omicron) yang lalu, sehingga sekarang ini berada di bawah 100 ribu kasus aktif,” ujar Luhut dikutip dari laman Setkab RI.
Kemudian, angka perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit menurun hingga 85 persen serta tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) berada pada level yang rendah yaitu enam persen. Jumlah pasien meninggal pun menurun drastis hingga 88 persen dibandingkan saat puncak kasus Omicron.
“Dari data-data yang di atas, kami menarik kesimpulan bahwa kondisi varian Omicron di Indonesia saat ini berada pada posisi yang terkendali,” ujarnya.
Untuk wilayah Jawa-Bali, lanjut Luhut, juga terus mengalami penurunan sangat signifikan dalam semua aspek, seperti kasus konfirmasi, rawat inap rumah sakit, hingga tingkat kematian. Penurunan tren kasus COVID-19 juga berimbas pada level asesmen kabupaten/kota di Jawa-Bali.
“Saat ini sudah tidak terdapat lagi kabupaten/kota yang berada di level 4. Sebanyak 93 persen kabupaten/kota di Jawa dan Bali sudah pada berada pada level 1 dan 2, hanya tersisa sembilan kabupaten/kota yang masih di level 3,” pungkasnya.
SUMBER: TEMPO.CO/SETKAB RI