SUKABUMIUPDATE.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mulai menginvestigasi kecelakaan maut yang terjadi di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. KNKT sudah mengagendakan untuk meminta keterangan dari perusahaan pemilik truk penyebab kecelakaan di lampu merah Muara Rapak tersebut.
"Kami melihat bagaimana perusahaan mengelola kelaikan kendaraan mereka," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono seperti dilansir dari Tempo, Sabtu, 22 Januari 2022.
Tak hanya pemilik, supir truk yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka juga akan dimintai keterangan oleh tim investigator KNKT. "Kami juga akan melihat kompetensi pengemudi," kata dia.
Baca Juga :
Kecelakaan maut di Balikpapan itu terjadi sekitar pukul 06.15 WITA. Sopir truk diketahui berinisial MA, warga Balikpapan, 48 tahun. Dia mengemudikan truk tronton dengan nomor polisi KT 8534 AJ. MA mengemudi truk tersebut sejak pukul 05.00 WITA dari lokasi parkir di Jalan Pulau Balang Km 13, Balikpapan Utara.
Menurut keterangan, rem truk itu sudah tidak berfungsi, lalu meluncur, dan menabrak kendaraan yang ada di depannya. Saat kejadian, banyak kendaraan yang berhenti di lampu merah. Data sementara terkini yang berhasil dihimpun dari peristiwa tersebut, 5 orang meninggal, 4 orang luka berat.
Usai kejadian, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi meminta kepolisian turut memeriksa pemilik truk. Menurut dia, ada indikasi truk tersebut tidak sesuai regulasi.
Berdasarkan laporan yang ia terima, sumbu depan dan belakang truk dimodifikasi lebih panjang. "Artinya sasisnya ada sambungan sehingga sumbu antara depan dan belakang sudah tak sesuai regulasi," kata Budi.
Tapi sejauh ini, Soerjanto menyebut pihaknya belum sampai pada investigasi dengan melihat langsung truk tersebut. Hari ini, KNKT baru sekadar turun ke lokasi kecelakaan untuk melihat geometri dan fungsi kelaikan jalan tersebut.
Sebab selain kecelakaan, kata Soerjanto, KNKT fokus pada aspek makro yaitu melihat bagaimana penanganan terhadap daerah rawan kecelakaan. "Kami ingin melihat bagaimana efektivitasnya, dijalankan sampai mana?" ujarnya.
SUMBER: TEMPO