SUKABUMIUPDATE.com - Setelah minyak goreng mengalami penurunan harga, masyarakat akan dibebankan kembali untuk menghadapi kenaikan harga beras di awal Februari 2022 mendatang.
Dikutip dari suara.com, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan harga beras menjadi naik.
Faktor yang pertama, hasil panen yang rendah di akhir tahun 2021. Kemudian, ada bencana perubahan iklim yang dinamakan hidrometeorologi.
“Panen rendah pada periode November-Desember 2021, diperkirakan terjadi bencana hidrometeorologi pada awal 2022, sehingga estimasi harga beras akan meningkat mulai dari Desember 2021 hingga Februari 2022,” kata pria yang kerap disapa Buwas itu seperti dilansir dari bogordaily jaringan Suara.com.
Baca Juga :
Selain itu, beberapa program pemerintah juga disebut menjadi salah satu faktor naiknya harga beras.
“Serta banyaknya program pemerintah yang didistribusikan pada akhir 2021 telah menyebabkan tingginya peredaran uang di masyarakat dan tingginya permintaan beras yang mendorong tingginya harga beras,” terangnya.
Buwas memastikan, stok beras untuk awal tahun 2022 mencukupi. Ia juga mengatakan, dengan kecukupan itu, stabilitas harga akan terjaga.
“Selanjutnya dengan jumlah stok 1.002.771 ron, stok cadangan beras pemerintah (CBP) 997,157 ton, stok komersial 5.614, Kami memastikan stok lebih dari cukup untuk stabilitas pasokan dan harga hingga awal 2022,” paparnya.
Sementara, hingga 31 Desember 2021, realisasi pengadaan gabah beras petani dalam negeri sebanyak 1.216.281 ton dan realisasi penyaluran beras sebanyak 1.153.698 ton CBP.
Sumber: suara.com