SUKABUMIUPDATE.com - Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan geopark sebagai kawasan wisata bisa mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Geopark digadang-gadang sebagai wisata yang banyak diminati turis pada masa mendatang. Geopark Ciletuh Sukabumi menjadi salah satunya.
"Geopark ke depan akan menjadi magnet pariwisata Nusantara dan mancanegara," ujar Luhut dalam Konferensi Nasional Geopark II yang ditayangkan secara virtual di YouTube Bappenas, Senin, 22 November 2021 dikutip dari Tempo.
Indonesia, kata Luhut, memiliki banyak situs geopark. Danau Toba, misalnya,memiliki 16 situs geologi yang beberapa di antaranya telah diusulkan kepada UNESCO untuk memenuhi status Global Geopark Network.
Selain Danau Toba, beberapa kawasan geopark di Tanah Air juga telah diakui dunia, seperti Rinjani, Batur, hingga Ciletuh. Dengan keunikan budaya dan keanekaragamannya, Luhut mengatakan situs-situs geopark perlu dilestarikan dan dilindungi. "Ini tantangan sekaligus peluang bagi pengelola geopark untuk membuatnya bermanfaat bagi masyarakat secara terintegrasi," kata Luhut.
Pemerintah, tutur dia, terus mendukung keberlangsungan kawasan geopark melalui peraturan hingga gerakan Bangga Berwisata di Indonesia. Gerakan ini adalah kampanye untuk memulihkan sektor wisata di dalam negeri pasca-pandemi Covid-19.
Dalam acara yang sama, Presiden Joko Widodo alias Jokowi mamandang geopark bukan hanya sebuah kawasan konservasi. Sebagai warisan geologi, keberadaan geopark dapat dimanfaatkan menjadi ruang edukasi dan pengembangan ekonomi masyarakat melalui ekowisata.
Memiliki banyak potensi, kawasan geopark, kata Jokowi, harus dijaga kelestariannya agar tidak rusak. Dengan demikian, ia berharap akan terjadi keseimbangan antara pemanfaatan dari sisi ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. "Semua keberagaman dan kekayaan harus kita jaga dan dilindungi, tidak dirusak dan dieksploitasi berlebihan," tuturnya.
Kekinian, Ciletuh-Palabuhanratu Unesco Global Geopark atau CPUGGp sedang menanti revalidasi yang dilakukan UNESCO. Pada Oktober lalu, General Manager CPUGGp Dody A Somantri mengatakan, pihaknya sudah menyelesaikan administrasi 13 rekomendasi revalidasi.
"Untuk kegiatan di lapangan kita pun siap menerima tim asesor untuk checking dan konfirmasi," kata Dody. Hingga kini, belum ada kabar lanjutan soal revalidasi tersebut. Namun berdasarkan jadwal, seharusnya dilakukan antara Juni hingga Oktober 2021.
SUMBER: TEMPO/FRANCISCA CHRISTY ROSANA