SUKABUMIUPDATE.com - Redaksi Tirto.id menanggapi kasus jurnalisnya yang melakukan ujaran rasis kepada masyarakat Baduy dan menyinggung Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi. Dalam keterangan di website resminya, redaksi Tirto.di menyebut rasisme adalah bentuk kebencian dan mereka tidak menoleransinya.
Sikap Tirto.id terhadap masyarakat Baduy dan komunitas adat lain tercermin dalam laporan-laporannya dan mereka mengaku selalu menjunjung nilai-nilai inklusivitas dalam keredaksian. Sikap jurnalis mereka, M Bernie, sama sekali tidak mencerminkan sikap yang Tirto.id anut selama ini.
Ketika M Bernie mencuit tentang Presiden RI dan masyarakat Baduy, benar bahwa ia masih berstatus sebagai karyawan Tirto.id. Namun, Terhitung sejak 17 Agustus 2021, Bernie sudah tidak lagi berstatus sebagai karyawan Tirto.id.
Segala isi dan maksud cuitan M Bernie adalah murni tanggung jawabnya sebagai pribadi. Efek yang ditimbulkan cuitan itu fatal karena menyangkut integritas M Bernie sebagai wartawan dan Tirto.id sebagai institusi pers. Ini bukan hanya mencederai Bernie sebagai individu maupun Tirto.id, tetapi juga berpotensi melunturkan kepercayaan publik terhadap jurnalisme.
Redaksi Tirto.id berharap laporan-laporan yang pernah ditulisnya, yang berusaha keras mengedepankan inklusivitas dan keberimbangan, membuat jurnalis-jurnalis mereka lebih berpikir jernih dalam melihat isu tersebut dalam keseharian. Tapi, kasus M Bernie membuktikan sebaliknya. "Untuk ini, kami meminta maaf dan akan melakukan evaluasi internal."
"Persoalan ini juga menjadi pelajaran penting bagi kami untuk lebih berkomitmen memperbaiki kualitas jurnalis serta mengedepankan liputan-liputan yang membantu menegakkan keadilan bagi masyarakat adat. Salam, Redaksi Tirto.id," tulisnya.
Sumber: Tirto