SUKABUMIUPDATE.com - Atikel lawas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun 2018 silam mengungkap kisah dan nasib keturunan RA Kartini saat ini. Ternyata dua dari lima cicit Raden Adjeng Kartini jadi tukang ojek untuk menopang kehidupan keluarganya.
RA Kartini lahir di Mayong, Jepara 139 tahun silam, merupakan pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Putri bupati Jepara Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang menikah dengan Bupati Rembang RM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, pada 12 November 1903.
Dari pernikahan tersebut, RA Kartini dikaruniai putra semata wayang RM Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada 13 September 1904. RM Soesalit menikah dengan wanita Jawa bernama Siti Loewijah dan dikaruniai seorang putra bernama Boedi Setyo Soesalit.
Cucu tunggal RA Kartini ini kemudian menikah dengan Sri Bidjatini. Mereka dikaruniai lima anak (Cicit RA Kartini), yakni Kartini, Kartono, Rukmini, Samimum, dan Rachmat.
Sejak Boedi Setyo Soesalit meninggal pada usia 57 tahun, kehidupan keluarga lima cicit RA Kartini memprihatinkan. Dalam artikel tersebut Bupati Jepara Ahmad Marzuki menjelaskan, setelah Boedi Soesalit meninggal dunia, cucu menantu RA Kartini, Sri Bidjatini bersama lima anaknya yang merupakan cicit pejuang wanita Indonesia, hidup dalam keprihatinan.
Hanya Kartini sebagai cicit tertua yang kondisi ekonominya lumayan, sedangkan lainnya butuh uluran tangan pemerintah sebagai bentuk perhatian kepada keturunan RA Kartini. “Hanya yang pertama yang lumayan, sedangkan Kartono mengojek, demikian pula Samimun juga jadi tukang ojek. Sementara Rukmini telah ditinggal suaminya yang bunuh diri akibat terlilit ekonomi, dan Racmat yang menderita autis sudah meninggal,” beber Ahmad Marzuki saat memberi sambutan pada Resepsi Peringatan Hari Kartini ke-39 Tahun di Pendapa Kabupaten Jepara, Sabtu 21 April tahun 2018.
Dikutip dari humas Pemprov Jateng, lebih lanjut bupati mengatakan, cucu menantu dan cicit RA Kartini tidak ada yang bermukim di Jepara. Selama ini semua keturunan tokoh wanita Indonesia itu menempati rumah bantuan pemerintah di Parung Bogor. Namun kini mereka terpaksa harus meninggalkan rumah bantuan itu, karena ada pihak yang meminta agar mereka meninggalkan rumah tersebut karena cucu tunggal RA Kartini telah tiada.