SUKABUMIUPDATE.com - Bencana banjir bandang yang menerjang Nusa Tenggara Timur (NTT) menimbulkan korban jiwa dan membuat ribuan warga mengungsi. Tak hanya korban, bencana yang terjadi Minggu (4/4/2021) itu merusak infrastruktur. Adapun rumah yang rusak, pemerintah akan membantu perbaikannya. Nominalnya berkisar Rp 10-50 juta tergantung kondisi kerusakan.
"Pemerintah sebagaimana ditugaskan presiden, BNPB itu akan membangun rumah yang rusak berat, rusak sedang, rusak ringan. Di mana anggaran yang disiapkan untuk rusak berat Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta," ujar Kepala BNPB Doni Monardo dalam konferensi pers daring, Selasa, 6 April 2021.
Banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang menerjang 11 kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Timur pada Ahad lalu. Kondisi terparah terjadi di Kabupaten Flores Timur, Alor, dan Lembata. Daerah lain juga dilanda bencana serupa, seperti Kota Kupang, Kabupaten Malaka Tengah, Ngada, Sumba Timur, Rote Ndao, Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, dan Ende.
Sesuai dengan data BNPB hingga pukul 21.00 kemarin, tercatat 84 korban meninggal, 15 orang luka-luka, dan 71 orang dinyatakan hilang. Ratusan rumah juga hancur dan hilang diterjang bah.
Sementara menunggu bantuan pembangunan rumah cair, pemerintah akan memberi dana tunggu hunian kepada pengungsi. Hal ini dilakukan agar tidak terlalu banyak terjadi kerumunan di tempat pengungsian.
"Kami akan upayakan pengungsi bisa semaksimal mungkin menyewa rumah keluarga mereka dengan cara memberikan dana tunggu hunian kepada tiap keluarga setelah pemerintah daerah mengajukan usulan ke BNPB," ujar Doni.
Sumber: TEMPO.CO