SUKABUMIUPDATE.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT mengungkapkan ada dua pesawat lain yang mengudara di jalur penerbangan Sriwijaya Air SJ 182 pada 9 Januari 2021. Pesawat itu masing-masing berada di depan dan belakang SJ 182 dengan rute Jakarta-Pontianak.
Dilansir dari Tempo.co, satu di antaranya, menurut laporan KNKT, adalah pesawat AirAsia. "Di depan pesawat SJ 182 ada pesawat AirAsia rute Jakarta-Pontianak dan belakangnya juga ada," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR, Rabu, 3 Februari 2021.
Namun, tutur Soerjanto, dua pesawat tersebut tidak mengalami masalah."Yang depan dan belakang mereka tidak ada masalah."
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang membawa 50 penumpang dan 12 awak pesawat jatuh di Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021. Pesawat yang membawa 62 penumpang dan awak penerbangan mengalami kecelakaan tepat empat menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Tujuan akhir pesawat itu adalah Bandara Internasional Supadio Pontianak.
Direktur Utama AirNav Indonesia Pramintohadi Sukarno mengatakan pilot telah berada di ketinggian 7.900 kaki pada pukul 14.38 WIB. Saat itu, air traffic controller atau ATC memerintahkan pesawat menaikkan posisinya ke 11 ribu kaki karena di jalur penerbangan yang sama terdapat pesawat AirAsia.
Setelah memperoleh instruksi tersebut, pilot sempat menjawab “clear”. Kala pesawat berada di posisi ketinggian 10.600 kaki, ATC kembali mengirim perintah kepada pilot untuk menaikkan pesawatnya ke ketinggian ke 13 ribu kaki. Saat itu, pilot pun masih memberikan respons. ATC mencatat tidak terdapat laporan dari pilot bahwa pesawat mengalami masalah.
Namun, masuk ke menit empat penerbangan, layar radar pemantauan menampilkan pesawat berbelok ke kiri atau menuju arah yang berbeda dari instruksi ATC. "Pesawat seharusnya ke kanan di posisi 075 derajat," kata Pramintohadi.
Pada 14.40 WIB, controller pun melakukan konfirmasi terhadap Sriwijaya Air SJ 182, namun pilot tidak memberikan respons. ATC sempat memanggil pilot sebanyak sebelas kali. Upaya untuk mengontak pilot dibantu oleh maskapai lain, seperti Garuda Indonesia. "ATC dibantu beberapa penerbangan lain seperti Garuda untuk melakukan komunikasi dengan SJ 182, namun tidak ada respons," ujar Pramintohadi.
Sumber: Tempo.co