SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor mengatakan kepemimpinan partai menjadi salah satu penyebab kemunduran demokrasi.
"Kepemimpinan partai itu penting karena ini salah satu sumber segala sumber masalah di partai politik, yaitu sangat bergantung pada kepemimpinan," kata Firman dalam diskusi publik LP3ES, Selasa, 26 Januari 2021, dikutip dari Tempo.co.
Firman mengatakan kepemimpinan partai politik saat ini cenderung antidemokrasi karena demokrasi di internal tidak berjalan. Ia menyebut hampir semua partai di Indonesia memiliki tokoh yang diagungkan, kadang antikritik, dan cenderung sentralisasi.
"Termasuk urusan penentuan kepala daerah harus betul-betul dapat lampu hijau dari pusat," katanya.
Menurut Firman, beberapa partai politik juga tidak memberikan peluang bagi kadernya untuk berpartisipasi. Selain itu dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) partai, cenderung mendukung terjadi elitisme, bahkan personifikasi partai.
Kemudian, kata Firman, ada budaya ewuh pakewuh yang disebabkan adanya ketergantungan kader, baik karena faktor historis pemimpinnya atau kekuatan finansial tak tertandingi. "Dan akhirnya orang itu bergantung pada elite," ujarnya.
Firman menuturkan situasi tersebut membuat pengaturan partai politik menjadi tidak transparan. Sehingga peluang terjadi pelanggaran dan kesepakatan di belakang layar membudaya.
Hal ini, kata Firman, diperkeruh dengan loyalitas kader atas dasar patron relation, bukan atas dasar ideologi. Akibat absennya ideologi, pendekatan pragmatis dan oportunis pun menjadi marak.
"Partai akhirnya menjadi kepentingan individu, bukan kepentingan ideologi apalagi partai. Kemudian ada fenomena kegagalan kaderisasi dan tidak berjalannya merit system," kata Firman.
Sumber: Tempo.co