SUKABUMIUPDATE.com - Bangunan Kantor Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) yang terletak di Mamuju roboh akibat goncangan gempa bermagnitudo 6,2 yang terjadi pada Jumat pukul 01.28 WIB. Jumat pagi, banyak netizen yang membagikan foto kantor gubernur sebelum dan sesudah gempa, untuk menunjukkan dahsyatnya daya rusak dari gempa tersebut.
Dilansir dari Antara, dilaporkan bangunan Kantor Gubernur Sulbar berlantai empat itu nyaris rata dengan tanah. "Menurut petugas yang meninjau reruntuhan bangunan, di dalam gedung itu terdapat orang, namun belum diketahui jumlahnya dan kondisinya," ujar kontributor foto Antara, Akbar Tado yang ada di lokasi.
Selain itu, gedung Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju juga roboh, dan dilaporkan banyak pasien terjebak dalam reruntuhan bangunan. Pasien yang selamat langsung dievakuasi ke lokasi yang dianggap aman.
Mal Mamuju dan bangunan pusat perbelanjaan lainnya juga terlihat rusak di sejumlah bagian. Hingga berita ini disiarkan, petugas masih menyisir lokasi terdampak gempa, guna mengevakuasi korban manusia.
Menyalin suara.com, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi masih akan terjadi gempa susulan yang berkekuatan cukup besar di sekitar Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pasca-gempa Magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1/2021) dini hari tadi.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan potensi ini dibaca dari analisis sejarah gempa bumi yang pernah terjadi di sekitar Sulawesi Barat pada 1969 silam. "Kami menganalisis berdasarkan data kegempaan yang pernah kami rekam dan history yang lalu, kami menganalisis masih dimungkinkan adanya gempa susulan yang cukup kuat seperti dini hari tadi atau sedikit lebih tinggi lagi, masih dimungkinkan," kata Dwikorita dalam jumpa pers, Jumat (15/1/2021).
Episenter gempa hari ini terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah Timur Laut Majene, Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km. Episenter hari ini sangat berdekatan dengan sumber gempa yang memicu tsunami dengan ketinggian 4 meter di Pelattoang dan 1,5 meter di Parasanga dan Palili pada 23 Februari 1969 silam dengan kekuatan M6,9 pada kedalaman 13 km.
Saat itu, tercatat 64 orang meninggal dunia, 97 luka-luka dan 1.287 bangunan mengalami kerusakan. "Kami menghimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah, pihak-pihak yang ada di Majene dan sekitarnya agar menghindari, saat ini masih siaga berjaga-jaga jangan berada pada bangunan gedung yang tinggi, hindari bangunan tersebut, karena dikhawatirkan masih berpotensi gempa susulan," tegasnya.
Dwikorita juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Kemudian menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah.
SUMBER: SUARA.COM