SUKABUMIIUPDATE.com - PT Bank BRI Syariah Tbk menyepakati struktur pengurus PT Bank Syariah Indonesia Tbk, bank hasil penggabungan perseroan dengan PT Bank BNI Syariah (BNIS) dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Manajemen Bank Syariah Indonesia terdiri atas Dewan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah.
"Seluruh pejabat Direksi dan Dewan Komisaris yang telah ditunjuk tersebut akan mulai bekerja efektif mulai Tanggal Efektif Merger pada tanggal 1 Februari 2021 dan merger mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan, serta mendapat persetujuan hasil wawancara yang dilakukan oleh OJK mengikuti ketentuan yang berlaku," ujar Sekretaris Perusahaan BRIsyariah Mulyatno Rachmanto dalam keterangan tertulis, Selasa, 15 Desember 2020.
Dilansiir dari Tempo.co, dalam struktur anyar itu, Hery Gunardi didapuk sebagai Direktur Utama. Hery tak lain adalah Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN. Sejak tahun ini, pria kelahiran Bengkulu 58 tahun silam juga menjabat sebagai Direktur Utama Bank Syariah Mandiri.
Hery bukanlah nama baru di dunia perbankan, lulusan Sarjana S1 Fakultas Administrasi Niaga Universitas 17 Agustus 1945 itu mengawali karirnya sebagai bankir bersama PT Bank Pembangunan Indonesia, yang kemudian dimerger dengan tiga bank lainnya menjadi Bank Mandiri pada 1999.
Dinukil dari laman resmi Bank Syariah Mandiri, Hery sudah malang melintang di berbagai posisi bersama Bank Mandiri. Sebelum menjadi Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, dia pernah menjadi Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada Februari hingga Oktober 2020.
Selanjutnya menjabat sebagai Direktur Consumer & Retail Transaction pada Desember 2019 hingga Februari 2020, Direktur Bisnis & Jaringan pada Mei 2019 hingga Desember 2019, Direktur Bisnis Kecil & Jaringan pada 2018 hingga 2019, dan sejumlah posisi lainnya.
Sebagai Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, nantinya Hery akan didampingi oleh dua Wakil Direktur Utama, antara lain Ngatari dan Abdullah Firman Wibowo. Selain itu, ada pula Direktur Wholesale & Transaction Banking, Retail Banking, Sales & Distribution, Information Technology & Operations, Risk Management, Compliance & Human Capital, serta Finance & Strategy.
Sebelumnya, BRIsyariah menggelar RUPSLB sebagai salah satu proses yang harus dilalui dalam proses merger tiga bank umum syariah milik anak perusahaan BUMN. Bank tersebut bakal beroperasi pasca tuntasnya proses merger dan persetujuan merger diperoleh dari regulator dengan nama baru, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Bank hasil merger akan bergabung secara efektif pada 1 Februari 2021. Penggabungan BRIS, BNIS, dan BSM, tutur Mulyatno, dilakukan untuk menciptakan bank syariah berskala besar guna meningkatkan penetrasi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
"Manajemen yang ditunjuk oleh Pemegang Saham dan Pemerintah Indonesia sebagai ultimate shareholder dari Bank Hasil Penggabungan mencerminkan kebutuhan Bank Syariah Indonesia saat ini dan ke depan," ujar Mulyatno.
Manajemen yang ditunjuk juga bertugas memastikan proses integrasi berjalan mulus, memberikan layanan yang terbaik bagi para nasabah dan para pemangku kepentingan, juga untuk mewujudkan visi Bank Syariah Indonesia menjadi salah satu bank syariah terbesar di Indonesia dan di dunia.
Sumber: Tempo.co