SUKABUMIUPDATE.com - Kejadian unik terekam dalam rapat paripuna DPRD DKI Jakarta, Senin (14/12/2020) kemarin. Seluruh anggota DPRD dari fraksi lainnya walkout saat tiba giliran PSI (Partai Solidaritas Indonesia) akan Penyampaian Pemandangan Umum terkait Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang perubahan Perda nomor 1 tahun 2015.
Dikutip dari suara.com, awalnya saat giliran PSI menyampaikan pandangan, anggota fraksi Golkar, Jamaluddin melakukan interupsi. Ia meminta agar pimpinan rapat memberikan mandat kepada PSI untuk tidak mengubah sikapnya setelah rapat ini.
Hal ini menyinggung sikap PSI kekenian yang menolak Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2020 karena disebut ada kenaikan gaji. PSI padahal awalnya dalam rapat tidak memprotes kebijakan itu.
Menanggapi hal ini, pimpinan sidang Wakil Ketua DPRD DKI Misan Samsuri mengatakan tidak ada mandat khusus kepada PSI soal pandangannya. Akhirnya, fraksi Golkar memilih walkout dan tak mau mendengar pendapat PSI.
"Kalau memang tidak (ada mandat), saya tidak akan bersedia mendengarkan. Saya izin keluar," ujar Jamaluddin di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (14/12/2020).
Namun sikap Golkar ini ternyata diikuti oleh semua fraksi lain kecuali PSI. Dari 50 lebih anggota yang hadir secara fisik, seluruhnya memilih untuk meninggalkan ruang rapat.
Begitu keluar, Jamaludin mengaku khawatir jika tak ada mandat, maka pandangan fraksi PSI bisa saja berubah lagi. Terlebih lagi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) mereka melakukan campur tangan atas pandangan fraksi.
"Saya tidak mau mereka tanpa mandat, partainya melakukan sesuatu di sini, karena nanti bisa saja yang mereka lakukan mereka katakan kembali diulas di partainya dan dimentahkan, dianggap tidak ada," jelasnya.
Ia juga menyayangkan PSI yang hanya berani membuka pandangannya kepada media massa. Padahal, kata Jamaluddin, seharusnya anggota dewan menyampaikannya di agenda paripurna.
"Bantah-bantahan lagi di media. Kalau gentle jangan di media, orangnya temuin datengin, berkelahi berkelahi saya siap. Karena apa, saya gak suka dibilang rampok di media," pungkasnya.
Akhirnya PSI membacakan sendiri pandangan fraksinya tanpa didengar anggota DPRD kecuali pimpinan rapat dan Wagub Ahmad Riza Patria yang hadir. Lalu setelah PSI selesai, anggota dewan yang keluar kembali lagi ke ruang paripurna.
Meski demikian, hanya sekitar setengah anggota dewan yang kembali hadir. Anggota fraksi Nasdem, Jupiter membacakan pandangan fraksi.
Wakil Ketua DRPD Jakarta Mohamad Taufik buka suara soal kejadian walkout seluruh anggota dewan saat rapat paripurna tersebut. Taufik mendukung sikap anggota dewan yang menyueki fraksi PSI saat membacakan pandangan umum.
Taufik mengatakan tindakan itu merupakan bentuk koreksi terhadap sikap PSI yang belakangan menuai kontroversi. Sebab fraksi paling muda di Kebon Sirih itu menolak kenaikan Rencana Kerja Tahunan (RKT) DPRD padahal saat pembahasan tak melakukan protes.
Belakangan perbedaan sikap PSI itu dinilai terjadi karena ada campur tangan dari DPW PSI DKI. Menurut Taufik seharusnya apa yang menjadi sikap fraksi didukung oleh partai.
"Saya kira ini bagian dari koreksi karena fraksi itu kepanjangan tangan partai, mestinya suara fraksi adalah suara partai," ujar Taufik di gedung DRPD Jakarta, Senin (14/12/2020).
Politikus Partai Gerindra ini mengatakan seharusnya fraksi memiliki wewenang lebih di lingkup DPRD. Jika ada pandangan antara partai dengan anggotanya yang ada di DPRD, maka seharusnya partai bisa mendengar anggota dewannya.
"Jangan fraksinya bersuara A kemudian partainya bersuara B akhirnya mana yang dipegang ini kan bagian dari koreksi aturannya begitu aturannya adalah fraksi perpanjangan tangan partai," tuturnya.
Taufik juga menyebut fraksi lain selain PSI tidak bekerja sama dalam melakukan walkout ini. Mereka secara spontan mengikuti tindakan fraksi Golkar yang bertindak keluar ruangan lebih dulu.
"Ya spontan saja atraksi semua keluar," pungkasnya.
Sedangkan Ketua Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta Bambang Kusumanto menyatakan, pihaknya tak melakukan walk out atau WO dalam rapat paripurna pada Senin (15/12/2020) kemarin. Di mana aksi itu dilakukan seluruh fraksi saat perwakilan dari Fraksi PSI hendak menyampaikan pendapat.
Kendati demikian, ia menyatakan memang anggotanya tidak berada di ruangan paripurna saat kejadian. Namun Bambang menyebut kebanyakan anggotanya mengikuti rapat secara virtual.
"Terkait aksi WO DPRD terhadap Fraksi PSI, perlu kami sampaikan, Fraksi PAN tidak WO. Kebanyakan anggota kami ikut secara virtual," ujar Bambang kepada wartawan, Selasa (15/12/2020).
Selain itu, ia menyebut anggota yang hadir secara fisik secara kebetulan juga tidak di ruangan. Sebab, mereka sedang melakukan istirahat untuk menyantap kudapan dan kopi atau coffee break.
"Sebagian sedang coffee break saat acara berlangsung," katanya.
Bambang menyatakan tidak berniat mencueki PSI saat penyampaian pendapat. Sebab menurutnya pendangan seperti apapun perlu dihargai.
"Pandangan kami, siapapun berhak menyatakan pendapat dan berhak dihargai pendapatnya," pungkasnya.
SUMBER: SUARA.COM