SUKABUMIUPDATE.com - Direktur Jaringan Demokrasi dan Pemilu Berintegrasi (Netgrit) Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengungkapkan, ada anomali terkait rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pilkada serentak 2020.
Menurutnya, tujuan utama masyarakat yang datang ke tempat pemungutan suara pun bukan untuk memilih, melainkan untuk berekreasi karena 9 Desember 2020 ditetapkan sebagai hari libur nasional.
"Ini anomali, mereka datang ke TPS bukan berarti mereka ingin memilih, bukan berarti mereka ingin menentukan. Bisa jadi sebagian besar mungkin terkait dengan seperti halnya liburan," kata Ferry dalam diskusi daring di kanal YouTube Radio Smart FM, Sabtu (12/12/2020).
Apalagi, pada masa pandemi covid-19, masyarakat terpaksa tetap berada di rumah. Dengan adanya pilkada, mereka memiliki alasan untuk keluar rumah dan datang ke TPS.
"Karena sudah lama di rumah saya ingin keluar dan inilah menjadi ajang rekreasi, keluar," ujar Ferry.
Sebelumnya, Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu mengatakan berjalannya Pilkada serentak 2020 secara lancar tanpa memunculkan kerumunan karena memang disebabkan tingkat partisipasi pemilih yang rendah.
Berdasarkan pantauan di lapangan, kata Yohan, TPS tempat ia mencoblos saja tampak sepi. Terbukti partisipasi pemilih di TPS pun sebatas 50 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT).
"Karena memang orang tidak datang, tidak banyak yang datang. Lancar karena memang tidak banyak yang datang," kata Yohan.
Kendati begitu, Yohan masih menunggu data resmi dari KPU terkait tingkat partisilasi pemilih dalam Pilkada 9 Desember lalu.
"Dalam konteks yang paling tidak karena KPU belum memberikan angka pasti ya, saya track juga di data yang baru masuk itu datanya memang rata-rata baru 50 persen yang masuk di Sirekap itu. Jadi belum bisa ketauan, KPU juga belum memunculkan data terkait rata-rata tingkat partisipasi," kata Yohan.
SUMBER: SUARA.COM