SUKABUMIUPDATE.com - Di dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia yang baru saja dirilis oleh Forbes terdapat tiga tokoh baru. Siapa saja mereka?
1. Wijono dan Hermanto Tanoko
Tokoh baru pertama di daftar tersebut adalah pemilik perusahaan cat Avia Avian, Wijono dan Hermanto Tanoko di urutan ke-39. Mereka memiliki total kekayaan US$ 700 juta atau sekitar Rp 9,9 triliun.
Masuknya dua nama tersebut di daftar orang terkaya membuktikan bahwa tak semua bisnis terpukul oleh pandemi Covid-19. Salah satunya adalah perusahaan cat yang dikenal dengan merek Avian malah mencatatkan pertumbuhan penjualan.
Hal ini tak lepas dari perubahan strategi bisnis yang terbukti manjur. "Dengan rencana bisnis yang terus disesuaikan setiap bulan, pertumbuhan bisnis Avian masih sama year to date seperti pada 2019," kata Presiden Komisaris PT Avia Avian, Hermanto Tanoko, dalam acara perilisan Harian DI's Way besutan Dahlan Iskan, awal Juli 2020 lalu.
Hermanto tak memperinci berapa besaran pertumbuhan yang dicapai Avian, namun di tengah tantangan pandemi, dia mengatakan perusahaan telah mengubah orientasi dengan berlandas pada visi "Stop Selling, Start Helping". Perubahan orientasi ini menunjukkan bahwa orientasi perusahaan tak hanya pada nilai penjualan tapi juga bagaimana memenuhi kebutuhan konsumen selama pandemi.
Bisnis Avian lahir dari sebuah cat toko di Malang yang dikelola oleh sang ayah, Soetikno Tanoko. Toko tersebut merupakan cikal bakal dari PT Avia Avian yang kini telah berusia 41 tahun. Selain mengelola bisnis turunan sang ayah, Hermanto juga berjibaku di lini bisnis lain, mulai dari properti sampai produksi makanan dan minuman. Gurita bisnis itu antara lain hotel berbintang lima Vasa dan Tanobel Food yang menaungi beberapa produk consumer goods.
2. Jerry Ng
Tokoh baru kedua yang masuk daftar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes adalah Jerry Ng. Bankir senior tersebut berada di posisi ke-44 dengan nilai kekayaan US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,5 triliun. Kekayaannya melonjak setelah berhasil mengakuisisi PT Bank Jago Tbk (ARTO).
Jerry Ng bersama menantu taipan TP Rachmat, Patrick Walujo mengakuisisi saham PT Bank Artos Tbk. pada pertengahan 2019. Lewat akuisisi dan rights issue, Jerry Ng dan Patrick Walujo menggenggam 51 persen saham Bank Artos.
Kepemilikan Jerry melalui Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI), sedangkan Patrick Walujo masuk dengan Wealth Track Technology Limited. Porsi saham masing-masing sebesar 37,65 persen dan 13,35 persen.
Pada April 2020, Bank Artos rampung menggelar rights issue dan mendapat dana segar Rp 1,34 triliun dari aksi korporasi tersebut. Berselang tiga bulan, Bank Artos bersalin rupa menjadi Bank Jago.
Sejak berganti kepemilikan, saham Bank Jago terus meroket. Jika sebelumnya per 13 September 2019, harga sahamnya Rp 742 per lembar, lalu melonjak jadi Rp 3.665 pada 7 November 2019. Pada 4 Desember 2020, harga saham Bank Jago menembus level tertinggi baru di 4.050.
Hingga kemarin, 10 Desember 2020, harga saham Bank Jago turun 4,56 persen ke posisi 3.350. Walhasil, dalam enam bulan terakhir saham Bank Jago sudah naik 282 persen. Total kapitalisasi saham Bank Jago mencapai Rp 36,37 triliun, salah satu yang terbesar di deretan emiten perbankan.
3. Susanto Suwarto
Co-Founder PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Emtek, Susanto Suwarto dengan nilai kekayaan US$ 475 juta atau sekitar Rp 6,7 triliun menjadi wajah baru ketiga di daftar orang terkaya di Indonesia. Ia berada di paling buncit atau di posisi ke-50.
Sementara Komisaris Utama EMTK Eddy Kusnadi Sariaatmadja yang ditaksir memiliki kekayaan US$1,4 miliar atau sekitar Rp 19,78 triliun berada di peringkat ke-20 daftar yang sama. Pandemi Covid-19 yang mendorong masyarakat lebih aktif menggunakan layanan e-commerce dan media turut mendongkrak saham Emtek.
Menurut Forbes, kekayaan Eddy Sariaatmadja dan keluarganya naik 80 persen, kenaikan terbesar di antara 50 orang terkaya versi Forbes tahun ini. Emtek kini mengendalikan tiga stasiun televisi, yaitu Indosiar, SCTV, dan O-Channel. Adapun bisnis penyiaran ini dioperasikan anak usaha PT Surya Citra Media Tbk.
Emtek juga punya lini bisnis konten lewat enam entitas, mulai dari production house hingga agregator konten. Tidak ketinggalan adalah bisnis digital yang dijalankan lewat lima anak usaha.
Sebelumnya, pada tahun 2014 Emtek turut menebar dana di Bukalapak. Di samping itu, Emtek juga berkolaborasi dengan Ant Financial untuk mengembangkan dompet digital di bawah payung PT Espay Debit Indonesia Koe.
Ekspansi Emtek juga berlanjut di sektor kesehatan setelah mencaplok mayoritas saham pengelola rumah sakit Omni Hospitals, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. alias SAME. Akuisisi itu melanjutkan pengembangan usaha di bidang rumah sakit yang dimulai sejak 2013.
SUMBER: TEMPO.CO