SUKABUMIUPDATE.com – Jumlah petugas medis dan tenaga kesehatan di Indonesia yang wafat akiba Covid-19 tris bertambah. Bahkan - Dalam kurun waktu seminggu pertama bulan Desember 2020, angka kematian tenaga medis naik hingga tiga kali lipat.
Tim Mitigasi IDI (Ikatan Dokter Indonesia) mengumumkan pembaruan data tenaga medis yang wafat akibat Covid-19. Data terbaru dari Maret hingga Desember 2020ini, total 342 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid, terdiri dari 192 dokter dan 14 dokter gigi, dan 136 perawat.
Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 101 dokter umum (4 guru besar), dan 89 dokter spesialis (7 guru besar), serta 2 residen yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI Wilayah (provinsi) dan 85 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).
Berikut datanya berdasarkan propinsi:
-Jawa Timur 39 dokter, 2 dokter gigi, dan 36 perawat,
-DKI Jakarta 31 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat,
-Sumatra Utara 24 dokter dan 3 perawat,
-Jawa Barat 17 dokter, 3 dokter gigi, dan 18 perawat,
-Jawa Tengah 17 dokter dan 21 perawat,
-Sulawesi Selatan 7 dokter dan 3 perawat,
-Banten 7 dokter dan 2 perawat,
-Bali 6 dokter,
-DI Aceh 6 dokter dan 2 perawat, Kalimantan Timur 5 dokter dan 3 perawat,
-Riau 5 dokter,
-DI Yogyakarta 5 dokter dan 2 perawat,
-Kalimantan Selatan 4 dokter, 1 dokter gigi, dan 6 perawat,
-Sumatra Selatan 4 dokter dan 5 perawat,
-Kepulauan Riau 3 dokter dan 2 perawat,
-Sulawesi Utara 3 dokter,
Nusa Tenggara Barat 2 dokter,
-Sumatra Barat 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat,
-Kalimantan Tengah 1 dokter dan 2 perawat,
-Lampung 1 dokter dan 1 perawat,
-Maluku Utara 1 dokter dan 1 perawat,
-Bengkulu 1 dokter,
-Sulawesi Tenggara 1 dokter dan 2 dokter gigi,
-Papua Barat 1 dokter
-Papua 2 perawat,
-DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat,
-Nusa Tenggara Timur 1 perawat,
-Kalimantan Barat 1 perawat,
Dr Eka Mulyana, SpOT(K),MKes,SH,MHKes, Divisi Advokasi dan Hubungan Eksternal Tim Mitigasi PB IDI, menjelaskan apapun informasi mengenai bahwa Covid adalah hoaks atau hasil konspirasi, namun kenyataannya h virus ini benar-benar nyata dan telah memakan nyawa banyak orang dalam waktu yang cepat.
"Kami berharap apabila anda termasuk orang yang tidak mempercayai adanya Covid ini, namun janganlah mengorbankan keselamatan orang lain dengan ketidakpercayaan tersebut. Tingginya lonjakan pasien Covid serta angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan menjadi peringatan kepada kita semua untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan (3M),” jelas Eka dalam rilis KPCPEN (Komite Penanggulangan Covid-19 dan Penanggulangan Ekonomi Nasional), Sabtu (5/12/2020).
“Dengan mengabaikan protokol kesehatan, maka Anda tidak hanya mengorbankan keselamatan diri sendiri namun juga keluarga dan orang terdekat termasuk orang di sekitar. Pandemi ini akan berlalu dengan kerjasama seluruh pihak, termasuk Anda,” sambungnya.
Tim mitigasi PB IDI secara khusus juga mengingatkan kepada para teman sejawat tenaga medis dan tenaga kesehatan untuk waspada dan tetap menjalankan SOP seperti dalam pedoman standar perlindungan dokter di saat melakukan pelayanan dan saat berada di keluarga dan komunitas.
Sementara itu, dr Weny Rinawati SpPK MARS, anggota Tim Pedoman dan Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI mengingatkan para tenaga kesehatan agar tidak menurunkan kualitas APD yang dikenakan. "Saat ini standar level APD yang wajib dikenakan oleh para tenaga kesehatan adalah level tertinggi; - sesuai dengan resiko tempat melakukan pelayanan. Kami juga berharap agar pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatam,” pungkasnya.