SUKABUMIUPDATE.com - Empat orang pria tampak lahap menikmati semangkuk sup hangat di hadapannya di warung Sop Kreni Bugisan Yogyakarta, Kamis siang, 19 November 2020. Warung itu baru berdiri sekitar empat bulan terakhir. Pendirinya adalah Triyono, pria yang juga membentuk layanan ojek khusus difabel di Yogyakarta, Difa Bike.
Dilansir dari Tempo.co, lokasi warung sop itu memanfaatkan halaman kosong markas layanan ojek difabel yang terletak di Jalan Srikaloka Nomor 5, Bugisan, Patangpuluhan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Empat pria yang sedang bersantap siang itu tak lain para pengemudi Difa Bike.
Layanan ojek difabel itu kembali beroperasi setelah terhenti hampir tujuh bulan karena pandemi Covid-19. "Kami beroperasi kembali bulan ini, tapi belum bisa memenuhi semua permintaan pelanggan seperti dulu," kata Triyono kepada Tempo.
Pria yang Agustus lalu meraih penghargaan Museum Rekor Indonesia atau MURI untuk kategori pelopor ojek online bagi penyandang disabilitas, itu mengatakan tak mudah kembali bekerja lagi di masa pandemi Covid-19. Jumlah pengemudi difabel sebanyak 26 orang terpaksa dipangkas hanya menjadi sepuluh pengemudi saja demi efektivitas operasional dan pemerataan pendapatan.
Pelanggan dari kalangan penyandang disabilitas juga belum terlalu banyak karena sebagian besar masih mengurangi intensitasnya ke luar rumah. Padahal sebelum pandemi, sebagian pelanggan dari kelompok difabel itu rutin ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan rutin atau mengambil obat.
Sektor pariwisata di Yogyakarta juga belum pulih benar. "Hanya pada momentum tertentu saja kadang banyak penumpang, setelah itu anjlok lagi," ujar Triyono. Bahkan masih sering terjadi dalam sehari tidak ada satu pesanan pun yang muncul.
Untuk menyiasati lesunya pasar, Difa Bike menawarkan mekanisme tarif baru dalam sistem paket. Paket layanan Difa Bike saat pandemi Covid-19 seharga Rp 150 ribu untuk sekali keliling kota dan destinasi di dalamnya dengan durasi layanan maksimal 4 jam.
Rutenya bisa dimodifikasi sesuai keinginan penumpang, asalkan masih dalam area Kota Yogyakarta. Penumpang dapat memilih empat destinasi wisata tematik, misalkan Kota Gede - Tugu - Malioboro - Keraton.
"Satu sepeda motor hanya dapat mengangkut seorang penumpang dan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan membawa hand sanitazer," ujar Triyono.
Sistem tarif paket Difa Bike itu mengubah perhitungan tarif yang awalnya Rp 20 ribu per lima kilometer untuk layanan khusus atau penumpang difabel, dan Rp 25 ribu per lima kilometer untuk penumpang non-difabel. Sistem paket baru ini mirip seperti men-carter ojek Difa Bike yang sebelumnya menerapkan Rp 100 ribu per jam (maksimal 4 jam).
Triyono menambahkan, selama beroperasi di masa pandemi Covid-19, seluruh pengemudi Difa Bike dilarang mangkal di titik tertentu. Mereka hanya boleh menunggu pesanan dari rumah masing-masing atau di kantor Difa Bike. Ada tiga cara untuk memanfaatkan layanan Difa Bike. Pertama, memesan melalui aplikasi Difa Bike yang diunduh di Play Store.
Kedua, memesan melalui media sosial Instagram Difa Bike di akun @difacitytour. Ketiga, melalui layanan hotline di nomor telepon 082328016 326. "Kami beroperasi setiap hari, mulai pukul 09.00 sampai 22.00 WIB," ujar Triyono.
Sumber: Tempo.co