SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra menghormati hak politik Cholil Ridwan dkk yang mendeklarasikan kembali berdirinya Partai Masyumi. Namun murid dari tokoh Masyumi M. Natsir ini mengingatkan, tak mudah bagi partai baru untuk bisa hidup dan menjadi besar.
"Mendeklarasikan berdirinya partai memang mudah, tetapi mengelola, membina, dan membesarkan partai tidaklah mudah," kata Yusril dalam keterangan tertulis, Senin, 9 November 2020.
Dikutip dari Tempo.co, setelah dibubarkan pada 1960, kata Yusril, bukan pertama kali ini saja nama Masyumi digunakan sebagai nama partai di era reformasi. Yusril mengatakan, pada Pemilu 1999 ada dua partai bernama Masyumi dan Masyumi Baru yang sama-sama mengikuti pemilu pada tahun tersebut. "Hasilnya tidak begitu menggembirakan," kata Yusril.
Yusril berujar kedua partai tersebut mungkin masih terdaftar sebagai badan hukum yang sah di Kementerian Hukum dan HAM. Namun dalam beberapa kali pemilu terakhir Masyumi dan Masyumi Baru sudah tak aktif lagi.
Yusril mengatakan ia ikut mendirikan Partai Bulan Bintang pada 1998. Namun, kata dia, PBB pun tak menyebut diri Masyumi, Masyumi Baru, atau Masyumi Reborn. Yusril mengatakan PBB adalah partai yang menimba inspirasi dari Partai Masyumi. "Sebab saya yakin zaman sudah berubah. Situasi politik sudah sangat berbeda dengan zaman tahun 1945-1960 ketika Masyumi ada," ujar dia.
Yusril menilai orientasi politik rakyat sudah banyak berubah. Rakyat, kata dia, tak lagi terbelah pada perbedaan ideologi yang tajam seperti tahun 1945-1960. Ia menyebut masyarakat kini bahkan lebih praktikal dalam menjatuhkan pilihan politik. "Sebagian malah transaksional: anda sanggup kasih apa dan berapa dan kami akan tentukan sikap kami seperti apa," kata pakar hukum tata negara ini.
Yusril menuturkan partai pun memerlukan dana besar untuk bergerak. Bagi Partai Islam, kata dia, memperoleh dana besar adalah hal sulit sebab sebagian besar umat Islam hidup dalam kekurangan. Yusril berujar, yang punya besar adalah para cukong dan para pengusaha dalam maupun luar negeri.
"Sepanjang pengalaman saya, tidak ada para cukong dan para pengusaha besar itu yang sudi mendanai Partai Islam. Makanya kebanyakan partai-partai Islam itu hidupnya ngos-ngosan," ujar dia. Yusril mengimbuhkan, zaman sekarang sangat jarang anggota partai membayar iuran anggota seperti zaman dulu.
Meski begitu, Yusril menegaskan ia menghormati usaha Cholil Ridwan dan para tokoh lain mendirikan kembali Masyumi Reborn. Ia meyakini mereka akan bekerja keras membangun cabang-cabang dan merekrut anggota di tengah pandemi Covid-19 ini agar dapat disahkan sebagai partai berbadan hukum.
Setelah itu, partai harus mengikuti verifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum agar dapat mengikuti Pemilu 2024. Yusril sekali lagi mengatakan membuat partai baru sangatlah berat. "Mudah-mudahan tidak demikian bagi KH Cholil Ridwan dan para tokoh deklarator yang bersama beliau telah mendeklarasikan berdirinya kembali Masyumi tanggal 7 November kemarin," kata Yusril.
Sumber: Tempo.co