SUKABUMIUPDATE.com - Kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi menurun dibandingkan sebelum pandemi. Hal ini terungkap dalam hasil survei dari Populi Center, yang dirilis Senin, 9 November 2020.
Melansir Tempo.co, dari hasil survei yang dilakukan sejak 21 hingga 30 Oktober 2020 di 100 kabupaten/kota itu, nampak 60,7 persen responden masih merasa puas, atau 53,2 persen puas dan 7,5 persen sangat puas. Namun angka ini sebenarnya menurun dari angka kepuasan pada November 2019 dengan 65,1 persen.
"Penurunan atas tingkat kepuasan kinerja Presiden Joko Widodo ini dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang membuat kinerja pemerintahan Joko Widodo kurang optimal," ujar Peneliti Populi Center Nurul Fatin Afifah, dalam keterangan tertulis.
Adapun angka masyarakat yang menilai tidak puas dengan kinerja Presiden sebesar 36,1 persen, atau 33,3 persen tidak puas dan 2,8 persen sangat tidak puas. Angka ini naik cukup signifikan dari survei sebelumnya, yakni 17,7 persen.
Meski begitu, Nurul mengatakan dari hasil survei itu, masyarakat mengaku bangga ketika dipimpin oleh Jokowi dengan persentase 71,8 persen. sedangkan sebesar 23,6 persen masyarakat menjawab tidak bangga.
Tingginya angka ketidakpuasan muncul dalam pertanyaan terkait kinerja Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Dari survei itu, hanya sebesar 39 persen masyarakat yang mengatakan puas. Sedangkan yang menyatakan ketidakpuasan sebesar 40,8 persen. Adapun sebesar 10,9 persen mengatakan biasa saja, dan sebesar 9,3 persen mengatakan tidak tahu/tidak jawab.
"Meski demikian, secara statistik, sebenarnya tidak ada perbedaan signifikan antara jumlah masyarakat yang puas dengan tidak puas," kata Nurul.
Dari hasil sigi tersebut, ditemukan bahwa faktor pendukung masih tingginya kepuasan terhadap kinerja Jokowi muncul dari sejumlah faktor. Masyarakat menilai kinerja presiden Jokowi Widodo dalam memberikan bantuan bagi tenaga kesehatan paling memuaskan dengan 56,4 persen.
Disusul kemudian dengan kebijakan penanganan kesehatan dengan 55,9 persen, bantuan sosial tunai (BST) dengan 54,6 persen, penanggulangan bencana alam dengan 53,1 persen, dan pendidikan dasar dengan 50,9 persen.
Survei dilakukan melalui metode wawancara tatap muka dengan besaran sampel seribu responden. Mereka dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling). Adapun Margin of error pada survei kali ini sebesar 3,10 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sumber: Tempo.co