SUKABUMIUPDATE.com - Kemenangan Joe Biden atas Donald Trump di pemilihan presiden Amerika Serikat diperkirakan membawa modal asing mengalir lebih banyak ke Indonesia. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan aliran modal asing tersebut mulai masuk ke negara berkembang lantaran melihat peluang Joe Biden akan meredakan ketegangan perang dagang antara AS dan sejumlah mitranya.
"Peluang ini lah yang direspons positif oleh pasar, sehingga akan banyak dana asing ke Indonesia. Masuknya dana asing ke Indonesia akan menguatkan rupiah," ujar Ibrahim dilansir dari Tempo.co, Ahad, 8 November 2020.
Adapun besarnya dana asing yang masuk ke Indonesia, diperkirakan Ibrahim, bakal lebih besar dari modal asing yang keluar Tanah Air pada saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar beberapa waktu lalu.
"Kita tahu pada saat Anies mengumumkan tentang PSBB total, dana yang keluar Rp 300 triliun ya. Kemungkinan, dana asing yang masuk ke Indonesia akan lebih besar dari Rp 300 triliun," ujar Ibrahim.
Besarnya potensi modal asing yang masuk ke Tanah Air salah satunya ditunjang suku bunga surat utang dan obligasi di Indonesia yang cukup menggiurkan. Suku bunga tersebut, kata Ibrahim, relatif lebih tinggi daripada negara lain.
Selama ini, ujarnya, pasar yang memang menjadi bidikan para pemodal asing antara lain India, Cina, Indonesia, dan Vietnam. Sehingga, Indonesia kemungkinan besar akan mendapat untung cukup besar dengan situasi saat ini.
"Karena kondisi ekonomi terus stabil dan pemeringkat internasional memberi label BBB+ terhadap obligasi Indonesia," ujar Ibrahim. "Artinya kalau seandainya investor asing membeli saham, obligasi, atau surat utang negara di Indonesia, kemungkinan besar tidak akan gagal bayar."
Dengan demikian, dia optimistis modal asing banyak yang akan masuk ke pasar finansial dalam negeri. Sehingga, rupiah diperkirakan akan terus menguat hingga Rp 13.500 pada pekan ketiga November 2020. Situasi serupa juga diperkirakan terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan yang kemungkinan akan mencapai 5.600 di periode yang sama.
Secara terpisah, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan masuknya modal asing juga akan didorong oleh perekonomian Indonesia yang relatif lebih baik dari banyak negara lain pada kuartal III 2020. Meskipun, pada periode tersebut ekonomi Indonesia masih terkontraksi 3,49 persen.
"Obligasi pemerintah Indonesia juga berpotensi mendapatkan sentimen positif karena nilai tukar rupiah yang dianggap undervalued, biaya lindung nilai yang relatif rendah dan yield US Treasury masih akan tetap rendah," ujar Hans.
Sumber: Tempo.co