SUKABUMIUPDATE.com - Salah satu partai islam tertua di Indonesia, Partai Masyumi dideklarasikan kembali aktif. Deklarasi dilakukan di Masjid Al- Furqon Jakarta Pusat, pada Sabtu, 7 November 2020.
"Kami yang bertanda tangan dibawah ini, mendeklarasikan kembali aktifnya Partai Politik Islam Indonesia yang dinamakan 'Masyumi'," kata Ahmad Cholil Ridwan, Ketua Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Partai Islam Ideologis - P411, saat membacakan deklarasi, seperti dikutip dari Tempo.co.
Berikut 4 Fakta seputar Partai Masyumi:
1. Bertepatan dengan 75 Tahun
Deklarasi partai ini bertepatan dengan hari ulang tahun mereka yang ke-75. Awalnya, Masyumi, sebagai sebuah organisasi massa, berdiri atas dorongan Jepang pada November 1943. Waktu itu, Jepang ingin mengendalikan umat Islam. Dua tahun kemudian, para pimpinan organisasi ini membelot dari Jepang dengan mendirikan Partai Masyumi pada 7 November 1945.
2. Pernah Berjaya di Pemilu 1955
Partai ini pernah mendulang suara besar dalam Pemilu 1955. Dalam pemilu itu, Masyumi memperoleh 7,9 juta suara atau 20, 9 persen, menempatkan partai ini menjadi pemenang kedua. Di posisi pertama ada PNI dengan 8,4 juta suara atau 22,3 persen.
Sementara itu, Nahdlatul Ulama ada di posisi ketiga dengan 6,9 juta suara atau 18,4 persen. Sedangkan PKI ada di posisi keempat dengan 6,1 juta suara atau 16 persen. Dengan perolehan ini Partai Masyumi memperoleh 57 kursi di parlemen.
3. Dilarang di Era Presiden Soekarno
Presiden Soekarno pernah melarang Partai Masyumi pada 1960. Rezim kala itu menuding partai ini melindungi Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Soekarno pun menebitkan Keputusan Presiden Nomor 200 Tahun 1960 tertanggal 17 Agustus 1960 untuk membubarkan partai ini. Pada 13 September 1960, Pimpinan Pusat Masyumi menyatakan Partai Masyumi bubar.
4. Sempat Dianggap Bangkit Lewat Partai Bulan Bintang (PBB)
Partai Masyumi pernah disebut-sebut bangkit lewat Partai Bulan Bintang (PBB). Setelah dibubarkan, simpatisan Masyumi mendirikan organisasi Keluarga Bulan Bintang. Namun, organisasi tersebut tak sampai menjadi partai.
Sayangnya, PBB tak bisa mengikuti jejak kesuksesan Masyumi dalam Pemilu. Pada Pemilu 1999. PBB hanya mendapatkan 13 kursi di parlemen. Lima tahun kemudian, suara mereka hanya menempatkan 11 perwakilan di DPR. Pada 2009, Partai ini malah tidak lolos ambang batas parlemen.
Sumber: Tempo.co