SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Keuangan akan menyuntikkan modal bagi Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi sebesar Rp 2 triliun pada tahun ini. Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan suntikan modal dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) akan digelontorkan kepada PT Bio Farma sebagai induk holding.
"Kalau memungkinkan, bisa kita tambahkan ke APBN 2020 karena relevan dengan penanganan Covid-19. Ini memang tinggal dua bulan tapi rasanya cukup untuk kami me-manage," kata Isa dalam diskusi virtual Jumat, 6 November 2020, dikutip dari Tempo.co.
Dia mengatakan nilai tersebut, di luar tujuh BUMN yang telah ditetapkan dalam APBN 2020.
Menurut Isa, pada hari-hari terakhir diskusi di Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, muncul usulan untuk menambahkan PMN bagi Bio Farma Group yang sekarang jadi holding. "Waktu itu ada diskusi, usulan dari Komisi VI," ujarnya.
Isa mengatakan PMN tersebut digunakan untuk keperluan pembangun fasilitas pembuatan obat dan vaksin, serta untuk bisa berpartisipasi dalam pengembangan sarana prasaran pelayanan kesehatan.
Dalam pembahasan bersama DPR, Rp 2 triliun itu nantinya akan diperuntukkan bagi Bio Farma Rp 545,5 miliar, PT Kimia Farma Tbk Rp 254,64 dan PT Indofarma Tbk Rp 199,86 miliar dan PT Pertamina Bina Medika IHC Rp 1 triliun.
"Itu pasti semua ke Bio Farma. Karena BUMN kan Bio Farma, kita tidak bisa kasih Pertamina Medika itu tadi. Nanti caranya Bio Farma gimana, apakah beli saham Pertamina Medika, pasti ada mekanisme korporasi," kata dia.
Sumber: Tempo.co