SUKABUMIUPDATE.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 minus 3,49 persen (year-on-year/yoy). Angka ini sedikit mengalami pemulihan atau rebound dari sebelumnya minus 5,32 persen yoy pada kuartal II 2020.
"Hasil ini lebih buruk dari konsensus pasar, lebih buruk dari perkiraan pemerintah," kata Kepala Ekonom CIMB Niaga Adrian Panggabean dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, 5 November 2020.
Sebelumnya pada akhir September 2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memang telah menyampaikan prediksi, ekonomi kuartal III 2020 ini tumbuh minus 1 sampai minus 2,9 persen. Sebaliknya, Adrian menyebut realisasi pertumbuhan ini mendekati perkiraan dari CIMB Niaga yaitu minus 3,3 persen.
Di hari yang sama, Sri Mulyani menyebutkan pemulihan ekonomi di kuartal III 2020 ini didorong oleh belanja pemerintah. Menanggapi pernyataan tersebut, Adrian menilai pemulihan tidak semuanya terdorong oleh belanja pemerintah.
Menurut Adrian, hanya belanja berupa bantuan sosial atau bansos saja yang paling membantu pertumbuhan ekonomi. Meski begitu, secara umum realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang mencapai Rp 695 triliun lebih masih sangat rendah.
Adrian menduga hal ini disebabkan oleh struktur pengeluaran di APBN yang kurang optimal. Walhasil, efek ganda di sisi fiskal menjadi tidak optimal. Akibatnya, ekonomi hanya tumbuh minus 3,49 persen.
Sumber: Tempo.co