SUKABUMIUPDATE.com - Menjelang demo BEM SI, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro sejak Kamis malam mulai menyekat sejumlah ruas jalan di sekitar Istana Negara dan Monas. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang hanya menggunakan water barrier, kali ini polisi menutup jalan dengan sekat beton.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo mengatakan penggunaan sekat beton pembatas ini untuk meningkatkan keamanan petugas yang berjaga.
"Jangan sampai nanti tiba-tiba anggota lagi berjaga, ditabrak sama kendaraan seperti truk, kan sudah pernah ada kejadian seperti itu beberapa tahun lalu," kata Sambodo saat dikonfirmasi, Jumat, 16 Oktober 2020, dikutip dari Tempo.co.
Penggunaan sekat beton ini juga hasil evaluasi dari demonstrasi sebelumnya yang kerap berakhir ricuh. Para demonstran kerap merusak dan bahkan membakar water barrier yang terbuat dari plastik tersebut.
Dalam demonstrasi kali ini, Sambodo meminta para mahasiswa menyampaikan aspirasinya tanpa tindakan anarkis. Ditlantas mengerahkan sebanyak 500 polisi lalu lintas kepolisan untuk melakukan rekayasa lalu lintas saat demo tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja itu.
"Ada 500 personel khusus untuk daerah Patung Kuda, belum termasuk dengan penjagaan rutin yang setiap hari kami laksanakan," kata Sambodo.
Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) akan kembali berunjuk rasa ke Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada Jumat, 16 Oktober 2020. Tuntutan massa tetap sama seperti pada aksi Kamis, 8 Oktober lalu, yakni mencabut Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja yang telah disahkan oleh DPR RI.
"Serta mendesak Presiden keluarkan Perpu," ujar Koordinator Media BEM SI, Andi Khiyarullah, Kamis, 15 Oktober 2020.
Pada demo mahasiswa BEM SI ini diperkirakan massa yang akan mendatangi Istana akan jauh lebih banyak dibandingkan aksi sebelumnya. "Estimasinya 6 ribu orang lebih, lebih banyak dari yang sebelumnya," kata dia.
Sumber: Tempo.co