SUKABUMIUPDATE. com - Deputi Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto menegaskan tentang relaksasi aktivitas masyarakat di lokasi wisata. Hal itu harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan. Termasuk Provinsi Bali pun harus menerapkannya.
"Bali merupakan ikon pariwisata Indonesia dan internasional. Sehingga, upaya pemulihan pariwisata tidak boleh gagal. Sebab, bisa berimplikasi besar terhadap reputasi Bali maupun Indonesia," ujarnya saat Gala Dinner bersama Forum Komunikasi Antar Media dan
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, belum lama ini.
Pasalnya, pandemi Covid-19 tidak hanya memunculkan krisis kesehatan. Namun, berdampak besar pula terhadap perekonomian negara. Bahkan Bali yang merupakan penyumbang devisi terbesar dari sektor pariwisata, ikut terimbas.
"Anjloknya pariwisata di Bali, memengaruhi sektor lainnya. Seperti pertanian, transportasi, akomodasi, dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)," ucapnya
Bahkan sebanyak 73.631 pekerja di Bali dirumahkan per Agustus 2020 lalu. Sementara itu, 2.667 orang terkena PHK.
"Bali kehilangan Rp 9,7 triliun setiap bulannya," ungkapnya.
Tekanan berat bagi pariwisata Bali juga tercermin dari kedatangan wisatawan mancanegara. BPS Bali mencatat 32 kunjungan wisatawan selama Juni 2020. Tingkat kunjungan tersebut turun 99,99 persen dibandingkan periode yang sama di 2019.
"Pada Juni 2019, kunjungan wisatawan ke Bali mencapai 549.516," terangnya.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan, Pemprov Bali terus berupaya menanggulangi penyebaran covid 19. Termasuk menjaga perekonomian Bali agar tetap bergerak.
"Kita juga menyiapkan diri untuk membuka kembali sektor pariwisata. Walaupun untuk kunjungan wisatawan asing tertunda. Apalagi kondisi di negara lain belum clear. Ditambah pemerintah kita belum membuka sampai saat ini," bebernya.
Kecenderungan perkembangan Covid-19 di Bali meningkat. Namun Bali berupaya menanggulanginya. Termasuk persoalan yang disebabkan pandemi Covid-9. Khususnya yang berkaitan dengan upaya pemulihan ekonomi.
"Kami tidak hanya fokus pada pemulihan ekonomi. Namun fokus juga pada persoalan kesehatan. Karena kesehatan lebih di depan. Memang demikian jalurnya," pungkasnya.