SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengakhiri batas waktu input nomor ponsel siswa oleh sekolah ke aplikasi Dapodik (Data Pokok Pendidikan) per Jumat 11 September 2020. Pendataan dibutuhkan untuk pembagian kuota internet gratis dari pemerintah untuk menunjang pendidikan jarak jauh di masa pandemi Covid-19.
"Batas waktu input nomor HP siswa pada aplikasi Dapodik adalah hari ini," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbud, Jumeri, di Jakarta, Jumat 11 September 2020.
Dilansir dari Tempo.co, Kemendikbud akan memberikan subsidi kuota internet untuk siswa dan guru maupun mahasiswa dan dosen selama empat bulan yakni September hingga Desember 2020. Subsidi kuota internet gratis untuk siswa sebesar 35 GB per bulan, untuk guru sebesar 42 GB per bulan, untuk mahasiswa dan dosen sebesar 50 GB per bulan.
Kemendikbud mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7,2 triliun untuk seluruh kuota internet itu. "Subsidi ini bagian dari ikhtiar Kemendikbud untuk memberi solusi pada penyelenggaraan PJJ," kata Jumeri.
Sebelumnya, dia menuturkan, banyak orang tua yang mengeluhkan biaya untuk membeli kuota internet selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Dengan subsidi kuota internet tersebut, ia berharap dapat mengurangi kesenjangan hasil belajar tanpa memandang status ekonomi keluarga siswa.
"Baik yang siswa yang berasal dari keluarga kaya maupun miskin akan mendapatkan bantuan kuota tersebut," katanya sambil menambahkan, bagi yang belum terdata bulan ini akan didata bulan berikutnya. "Begitu juga dengan siswa yang nomornya sudah tidak aktif maka bisa dimasukkan nomornya pada bulan berikutnya."
Terpisah, Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbud, Evy Mulyani mengatakan sebanyak 21,7 juta nomor ponsel siswa telah terdaftar di aplikasi Dapodik per Jumat. Namun itu belum sampai separuh dari jumlah 44 juta siswa di seluruh Indonesia.
Sedang untuk guru, sudah terdaftar 2,8 juta nomor dari seharusnya 3,3 juta. Sementara itu, untuk mahasiswa, nomor ponsel yang telah terdaftar sebanyak 2,7 juta nomor dari 8 juta mahasiswa, dan 161 ribu nomor ponsel dari 250 ribu dosen.
Sumber: Tempo.co