SUKABUMIUPDATE.com - Beredar narasi yang mengatakan bahwa Kakek Arteria Dahlan pendiri PKI Sumbar. Dilansir dari suara.com, klaim tersebut mengatakan Arteria Dahlan adalah cucu dari Bachtaroeddin, salah satu anggota Fraksi PKI yang pernah duduk di DPR.
Kabar klaim tersebut diunggah oleh akun Facebook Kinanti Ayuningati dan dibagikan dalam grup Facebook Nusantara Cyber Community.
Dalam unggahannya, Kinanti Ayuningati menyertakan foto sebuah dokumen yang disebut milik dari Bachtaroeddin.
Berikut ini adalah narasi yang ditulis:
"Ini dokumen bukti Bachtaroeddin, kakek Arteria Dahlan, pernah menjadi anggota Fraksi PKI di DPR. Lihat catatan kaki. Copas wall Bu Yani."
sumber klaim juga mencantumkan tautan yang sudah tidak bisa diakses.
Lantas benarkah klaim tersebut?
Penjelasan
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id - Jaringan Suara.com Kamis (10/9/2020), klaim yang menyebutkan bahwa Bachtaroeddin adalah kakek dari Arteria Dahlan tersebut tidak benar.
Arteria Dahlan dan keluarga besarnya membantah klaim bahwa kakek Arteria Dahlan adalah pendiri PKI di Sumatera Barat. Hasri Chianago sendiri menyatakan dia tidak menuduh Arteria sebagai keturunan PKI.
Dilansir dari detik.com, Arteria membantah dirinya adalah cucu tokoh PKI.
"Tidak benar saya cucu seorang tokoh PKI," tutur Arteria saat diminta konfirmasi Rabu (9/9/2020).
Arteria pun menjelaskan soal silsilah keluarganya. Disebutkan Arteria, kakeknya tidak ada yang bernaa Bachtarudin.
"Kakek saya namanya Dahlan, bukan Bachtarudin yang tokoh PKI itu. Jadi namanya AD itu adalah Arteria Dahlan bin Zaini bin Dahlan bin ALi bin Sulaiman. Mereka semua orang-orang alim. Nenek saya Bu Nian (Dahniar) guru ngaji orang-orang di Maninjau lebih dari tiga generasi," tutur Arteria Dahlan.
"Ya salah itu (kakeknya tokoh PKI). Nenek saya tokoh Masyumi. Ayah saya dibimbing sama Ummi Rasuna Said. Kakek saya yang dari Ibu H. Abdul Wahab, saudagar, pedagang di Tanah Abang. Masuk Jakarta tahun 1950. Semua perantau pasti diurus kakek saya kala itu," sambungnya.
Lebih lanjut lagi, Arteria menyebut neneknya yang bernama Dahniar Yahya atau Ibu Nian adalah tokoh Masyumi dan merupakan satu-satunya guru mengaji di Kukuban Maninjau. Menurutnya, sang nenek pernah ditahan saat pemerintahan Presiden Sukarno yang akhirnya menyebabkan sang ayah ditolak masuk akademi kepolisian.
Dilanrir dari padangkita.com, keluarga besar Arteria Dahlan pun membantah bahwa kakek Arteria Dahlan adalah pendiri Partai Komunis Indonesia (PKI) di Sumatera Barat. Penjelasan tersebut disampaikan oleh adik ibu Arteria Dahlan, Prof. Auzal Halim, Dt. Bagindo Sati, membantah pernyataan wartawan Hasril Chaniago pada sebuah acara diskusi Televisi Swasta di Jakarta (8/9/2020).
Harry Asmar Dt. Panghulu Dirajo, salah seorang sepupu Arteria Dahlan membenarkan apa yang disampaikan oleh Auzal Halim. Menurutnya, kakek Arteria Dahlan dari pihak ibu yang bernama Wahab Syarif adalah seorang pedagang Tanah Abang yang sukses. Ia merantau ke Jakarta sekitar tahun 1950-an dan menjadi semacam tempatan dari perantau-perantau Sumbar umumnya, dan meninjau khususnya yang ingin mengadu nasib di Jakarta.
Lebih lanjut lagi, Harry Asmar menuturkan bahwa memang ada tokoh PKI yang bernama Bachtaruddin, yang ikut mendirikan PKI di Sumbar. Namun, itu sudah pasti bukan kakek Arteria Dahlan. Ia menyesalkan pernyataan Hasril Chaniago yang kurang akurat dalam menyampaikan informasi sehingga dirasa merugikan Arteria Dahlan dan PDI Perjuangan.
Sementara itu, Budayawan Sumbar Hasril Chaniago menjelaskan soal ucapannya tersebut. Hasil mengatakan saat itu ia sedang menjelaskan dalam konteks demokrasi masyarakat Minangkabau.
Catatan Redaksi:
Artikel ini merupakan bagian dari konten Cek Fakta Suara.com. Dibuat seakurat mungkin dengan sumber sejelas mungkin, namun tidak mesti menjadi rujukan kebenaran yang sesungguhnya (karena masih ada potensi salah informasi). Lebih lengkap mengenai konten Cek Fakta bisa dibaca di laman ini. Pembaca (publik) juga dipersilakan memberi komentar/kritik, baik melalui kolom komentar di setiap konten terkait, mengontak Redaksi Suara.com, atau menyampaikan isu/klaim yang butuh diverifikasi atau diperiksa faktanya melalui email [email protected].
Sumber: Suara.com