SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menegaskan bahwa prioritas utamanya adalah mengembangkan pembudidayaan lobster, bukan ekspor benih lobster. "Prioritas pertama itu budi daya, kita ajak siapa saja, mau koperasi, korporasi, perorangan silakan, yang penting ada aturannya," seperti dikutip dari keterangan resminya, Sabtu, 11 Juli 2020.
Dilansir dari tempo.co, Edhy Prabowo menyebutkan pihak yang akan diajak kerja sama adalah yang memiliki kemampuan berbudi daya lobster. "Jangan tergiur hanya karena ekspor mudah untungnya banyak."
Pemerintah, menurut Edhy, juga akan memberikan pinjaman lunak kepada nelayan pembudi daya lobster di berbagai daerah. Dengan bantuan modal itu diharapkan nelayan pembudi daya lobster bisa terbantu dalam mengembangkan usahanya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menggelontorkan pinjaman lunak dengan bunga rendah melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP).
Adapun nelayan yang disasar dalam pemberian pinjaman lunak ini adalah pembudi daya lobster yang berinovasi mengembangkan model keramba jaring tancap atau keramba dasar. Ini merupakan alternatif budi daya lobster di daerah perairan dengan ombak besar seperti di Pantai Utara Jawa.
Seperti diketahui sejumlah nelayan pembudi daya lobster mengembangkan model ini antara lain karena wilayah perairan tempatnya berbudi daya memiliki ombak besar dan arus laut yang cukup deras.
Dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 12/2020 yang dirilis, Edhy Prabowo menyebutkan pemerintah ingin mendorong kesejahteraan dan meningkatkan pengetahuan nelayan dalam berbudi daya lobster.
Saat ini eksportir harus membeli benih lobster dari nelayan dengan harga di atas Rp 5.000 per ekor. Harga itu lebih tinggi dibanding ketika masih berlakunya aturan larangan pengambilan benih lobster.
Untuk mendorong budi daya lobster ini juga, kata Edhy Prabowo, KKP juga mewajibkan eksportir menggandeng nelayan dalam menjalankan usaha budi daya tersebut. Nelayan diharapkan tidak hanya mendapat keuntungan ekonomis dari menjual benih lobster, tapi juga mendapat pengetahuan tentang berbudi daya.
Selain kemampuan berbudi daya, Edhy Prabowo ingin agar nelayan berkomitmen ramah lingkungan tidak merusak. "Dan yang paling penting berkomitmen dengan nelayannya sendiri. Dia harus satu garis dan dia harus membina nelayannya sendiri," ujarnya. Bila budi daya sudah kuat, maka bisa saja ke depannya tidak ada ekspor benih lobster lagi.
sumber: tempo.co