SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan masih banyak masyarakat yang belum memahami konsep normal yang baru alias new normal. Menurut dia, ada sebagian masyarakat yang menganggap new normal berarti dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala sebelum pandemi Covid-19.
"Kata-kata new normal ini belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat," kata Doni dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 17 Juni 2020.
Doni menilai masyarakat di setiap daerah juga memerlukan cara berbeda untuk memahami new normal. Maka dari itu, dia berharap peran tokoh-tokoh masyarakat di daerah untuk menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami.
"Kami berharap setiap tokoh di daerah mampu menggunakan bahasa yang tepat. Termasuk penggunaan bahasa lokal," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ini.
Doni juga meminta istilah-istilah lain dalam protokol kesehatan, seperti social distancing dan physical distancing diterjemahkan dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Doni berujar Indonesia memiliki modal sosial yang besar, yakni gotong royong, untuk mengontrol dan mengurangi risiko penyebaran Covid-19. Menurut dia, semua pihak memiliki tanggung jawab bersama untuk mengingatkan masyarakat bahwa ancaman wabah belum berakhir.
Doni juga mengakui bahwa masih banyak orang yang tidak peduli dan tidak disiplin mematuhi protokol kesehatan. Misalnya dengan tidak menggunakan masker, tak mau menjaga jarak fisik, dan tak rajin mencuci tangan.
"Khusus jaga jarak, adalah salah satu kata yang sangat mudah diucapkan, tetapi sangat suli dilakukan dibandingkan menggunakan masker dan mencuci tangan," ucap Doni.
sumber: tempo.co