SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Staf Angkatan Udara TNI Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan, sesaat sebelum jatuh, Senin, 16 Juni 2020, pilot pesawat tempur Hawk Letnan Satu Penerbang Aprianto sempat melaporkan terjadi keganjilan kepada bagian mesin. Dilansir dari tempo.co, lampu indikator peringatan juga menyala yang mengindikasikan adanya kerusakan pada bagian mesin.
Pilot juga sempat merasakan adanya suara ledakan pada bagian mesin hingga mesin pesawat buatan Inggris itu benar-benar kehilangan daya hingga terhempas. “Lalu jatuh menimpa rumah warga,” kata Fajar.
Lokasi jatuhnya pesawat, berada sekitar 2 kilometer dari ujung landasan. Pesawat juga diketahui berada 500 kaki ketika kehilangan tenaga, kemudian jatuh menimpa rumah warga.
Tiga rumah warga rusak akibat tertimpa badan burung besi itu. Satu rumah yang hancur, dalam keadaan kosong. Fadjar juga memastikan kondisi pilot dalam keadaan baik dan tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Pesawat tempur Hawk 0209 TT yang jatuh di permukiman warga di Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Riau, Senin, baru saja selesai melaksanakan misi latihan tempur di Siabu. Fadjar mengatakan ada tiga pesawat yang terbang ke areal latihan militer Siabu, Kampar, Senin pukul 07.00 WIB.
Selang 1 jam, pesawat itu menyelesaikan misi dan kembali ke Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin. Selesai melaksanakan latihan penembakan di Siabu, tiga pesawat akan kembali mendarat. “Pada saat kembali, pesawat berurutan pesawat 1, 2, dan 3. Yang kecelakaan itu posisi terakhir," kata Fajar.
Pilot Aprianto berhasil menyelamatkan diri saat pesawat tempur kehilangan tenaga hingga jatuh di perumahan warga, Senin, 15 Juni 2020. Ia keluar dari kokpit pesawat dengan menggunakan kursi pelontar. Posisi pilot jatuh tidak jauh dari lokasi jatuhnya pesawat.
Sebuah video amatir detik-detik warga menyelamatkan pilot itu menyebar di media sosial. Dalam video itu, wajah Aprianto terlihat sangat pucat, sejumlah warga berusaha memberikan bantuan.
Selain mendapatkan penanganan medis, TNI AU juga akan melakukan pemeriksaan psikologis Aprianto mengingat korban sempat mengalami guncangan psikis akibat insiden itu.
sumber: tempo.co