SUKABUMIUPDATE.com - Akun media sosial Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia atau AJI Bandar Lampung, Hendry Sihaloho, diretas setelah mendampingi panitia diskusi Unit Kegiatan Mahasiswa Teknokra Universitas Lampung atau Unila yang mendapatkan teror karena hendak menggelar diskusi bertema rasisme Papua.
Akun Facebook dan instagram Hendry diretas saat dia berada di Kantor Lembaga Bantuan Hukum Bandar Lampung untuk mempersiapkan laporan teror terhadap mahasiswa UKM Teknokra, Kamis, 11 Juni 2010 pukul 12.48 WIB.
Hendry dan pegiat LBH kemudian melaporkan teror terhadap mahasiswa UKM tersebut ke Kepolisian Daerah Lampung. "Saat itu, saya buka akun FB. Sebelumnya, saya memunggah soal teror dan peretasan akun jurnalis Teknokra Unila. Saat itulah saya menyadari bahwa akun saya telah diretas," kata Hendry dihubungi, Kamis, 11 Juni 2020.
Pola peretasan itu adalah ada pemberitahuan bahwa sandi akun Facebook dan Instagram Hendry telah diubah. Selain akun medsosnya dibobol, pagi hingga siang hari ini, ponselnya tak bisa dihubungi walau dalam keadaan aktif dan sinyal bagus. Orang pertama kali yang memberi tahu bahwa ponselnya tidak bisa dihubungi adalah Bustami dari Amnesty International Indonesia.
Bustami menghubungi Hendry via WhatsApp karena nomor ponselnya tak bisa dihubungi. Padahal, ponsel Hendry aktif selagi dia berbicara lewat telepon WA.
Awalnya, Hendry tidak curiga. Lalu untuk membuktikan ucapan Bustami, dia meminta Sekretaris AJI Bandar Lampung Dian Wahyu menelepon. Kepada Hendry, Dian mengatakan nomor ponselnya tidak aktif. Lalu dia meminta istrinya untuk menghubungi ponselnya. Hasilnya, ponselnya tidak dapat dihubungi.
Panitia diskusi UKM Teknokra Universitas Lampung diteror orang tak dikenal karena menggelar diskusi soal rasisme Papua.
Teror tersebut diterima oleh dua anggota Teknokra melalui pesan singkat WhatsApp hingga meretas akun ojek online. "Iya ada teror sampai memberikan ancaman," ujar Pimpinan Umum Teknokra, Chairul Rahman Arif.
sumber: tempo.co