SUKABUMIUPDATE.com - Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia atau World Bank pada Jumat, 22 Mei 2020 menyetujui pendanaan US$ 250 juta atau Rp 3,66 triliun (kurs Rp 14.662) untuk program tanggap darurat penanganan Covid-19 di Indonesia.
Dilansir dari tempo.co, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen mengatakan, bantuan itu sangat penting bagi upaya keberlanjutan dalam mengurangi kemiskinan dan melindungi manusia Indonesia.
“Merupakan sebuah kehormatan bagi kami untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam menghadapi Covid-19 dan mengurangi dampak pandemi ini pada sektor kesehatan, ekonomi dan sosial," kata Kohkonen melalui pernyataan resmi, Jumat 29 Mei 2020.
Adapun, pendanaan ini akan mendukung Indonesia mengurangi risiko penyebaran, meningkatkan kemampuan mendeteksi, serta meningkatkan tanggapan terhadap pandemi Covid-19. Program ini sekaligus akan mendukung penguatan sistem nasional untuk kesiapsiagaan kesehatan masyarakat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah Indonesia akan menggunakan berbagai cara untuk mengurangi dampak terkait sektor kesehatan, sosial dan ekonomi akibat Covid-19. Dengan dukungan dari Bank Dunia, kata dia, pihaknya berkomitmen untuk memperkuat kapasitas dalam hal pencegahan, pengujian, perawatan serta sistem informasi, dan pada saat yang bersamaan memastikan kondisi kerja yang aman bagi para tenaga kesehatan.
"Kami juga menyambut baik upaya mitra pembangunan dalam memberikan dukungan pendanaan yang terkoordinasi serta kerja sama Bank Dunia dengan Asian Infrastructure Investment Bank dan Islamic Development Bank untuk program ini,” kata Sri Mulyani.
Dia mengatakan, pendanaan tersebut akan difokuskan untuk memperkuat aspek-aspek utama tanggap darurat Indonesia terhadap pandemi Covid-19, termasuk melengkapi fasilitas rujukan Covid-19 di bawah Kementerian Kesehatan. Selain itu, kata dia, pembiayaan tersebut digunakan untuk meningkatkan persediaan alat pelindung diri (APD), memperkuat jaringan laboratorium dan sistem pengawasan, serta mendukung pengembangan dan penggunaan protokol untuk memastikan layanan yang berkualitas.
Program ini pun mencakup seluruh wilayah Indonesia, dan penerima manfaat utama termasuk pasien yang mengunjungi rumah sakit dan fasilitas kesehatan, khususnya penduduk rentan dan berisiko tinggi seperti orang tua dan yang memiliki kondisi kronis, serta para tenaga kesehatan.
Pendanaan ini akan terkoordinasi bersama beberapa mitra, termasuk US$ 250 juta pendanaan bersama dari Asian Infrastructure and Investment Bank, dan pembiayaan paralel sebesar US$ 200 juta dari Islamic Development Bank.
Sumber: Tempo.co