SUKABUMIUPDATE.com - Liputan Tempo bersama Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) menemukan alat uji cepat atau rapid test untuk mendeteksi sistem imun tubuh bermerek Biozek dijual bebas di berbagai situs belanja online. Harganya berkali-kali lipat lebih tinggi ketimbang aslinya.
Dilansir dari tempo.co, Biozek merupakan alat uji cepat yang diproduksi di Cina oleh Hangzhou AllTest Biotech Co Ltd dan dikemas ulang dengan merek Biozek oleh Inzek International Trading BV di Apeldoorn, Gelderland, Belanda. Kimia Farma mendatangkan 300 ribu unit alat uji cepat ini ke Indonesia.
Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma Andi Prazos mengatakan perusahaannya hingga Rabu pekan lalu telah mendistribusikan lebih dari 181 ribu alat uji cepat Biozek ke 58 rumah sakit dan 28 dinas kesehatan di berbagai wilayah. Ia menyatakan perusahaannya hanya menyalurkan barang itu ke rumah sakit dan Dinas Kesehatan. “Tidak dijual ke perorangan,” ujarnya seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi 11 Mei 2020.
Penelusuran Tempo menemukan alat tes cepat itu tidak hanya dijual Kimia Farma. Di sejumlah situs belanja online dan media sosial, sejumlah orang memperdagangkan Biozek dengan harga tinggi. Satu akun Instagram, misalnya, menjual satu boks Biozek berisi 30 unit dengan harga Rp 8,8 juta. Akun lain bahkan menjual dengan harga Rp 13 juta per boks.
Di sejumlah fasilitas kesehatan, biaya pelayanan tes cepat mencapai lebih dari Rp 500 ribu. Di salah satu rumah sakit swasta di Kota Bogor, Jawa Barat, biaya uji cepat dengan Biozek mencapai Rp 550 ribu. Sedangkan di laboratorium klinik Kimia Farma yang dihubungi Tempo, biayanya Rp 650 ribu.
Penelusuran Organized Crime and Corruption Reporting Project menunjukkan harga pasaran Biozek sebenarnya hanya 5 euro atau sekitar Rp 80 ribu per unit. Seorang pejabat di Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengatakan harga beli Biozek tak sampai US$ 3 per unit atau di bawah Rp 45 ribu.
Mengutip laporan utama Majalah Tempo edisi 11 Mei 2020, Chief Executive Offlcer Inzek International Trading BV Zeki Hamid mengaku tak senang alat itu dijual lebih dari 10 euro atau sekitar Rp 160 ribu. Adapun Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma Andi Prazos enggan memberitahukan harga beli alat uji rapid test merek Biozek. “Kalau dibuka, sama saja saya buka rahasia dapur,” katanya.
Sumber: Tempo.co