SUKABUMIUPDATE.com - Sandiaga Uno mengusulkan pemerintah menambah komponen tunai atau cash dalam pemberian bantuan sosial Kartu Prakerja. Dilansir dari tempo.co, komponen tunai dinilai lebih dibutuhkan oleh pekerja yang kehilangan pekerjaannya di masa pandemi virus corona.
"Komponen cash-nya seharusnya 95 persen sehingga kita punya efektivitas yang tinggi terhadap rules cash is king di masa darurat seperti ini," tuturnya dalam siaran langsung bersama Tempo, Sabtu, 9 Mei 2020.
Saat ini, pemerintah memberikan bantuan kepada peserta Kartu Prakerja senilai Rp 3,55 juta per orang. Stimulus itu terdiri atas komponen biaya pelatihan senilai Rp 1 juta. Kemudian, komponen tunai Rp 2,4 juta yang dicairkan bertahap selama empat bulan serta komponen survei sebesar Rp 150 ribu.
Menurut Sandiaga, perubahan model bantuan dengan meningkatkan komponen tunai bisa dilakukan hanya selama pandemi corona belangsung. Cara ini disebut sebagai adaptasi keadaan saat masyarakat membutuhkan stimulus langsung imbas melemahnya kegiatan-kegiatan ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat bersama DPR pada 30 April lalu mengatakan model pemberian stimulus Kartu Prakerja memang sudah sedikit diubah dari tujuan awalnya. Semula, pemerintah berencana mengucurkan bantuan kartu itu untuk meningkatkan keterampilan calon pekerja agar optimal terserap pencari kerja.
Namun, di masa pandemi virus corona, kartu itu juga menjadi salah satu bentuk stimulus langsung kepada pekerja informal yang kehilangan pendapatan. Sebab, kata dia, bentuk bantuan kartu ini sebagian dicairkan secara tunai.
Meski begitu, Sri Mulyani mengungkapkan program Kartu Prakerja tidak bisa seluruhnya diubah menjadi bantuan tunai. Karena, menurut dia, masyarakat tetap harus mengikuti pelatihan untuk menyiapkan tambahan keterampilan saat lapangan kerja siap menyerap tenaga kerja seusai pandemi nanti. "Tentu Kartu Prakerja ini tetap bertujuan meningkatkan skill (keterampilan)," tuturnya.
Sumber: Tempo.co