SUKABUMIUPDATE.com - Hukum sholat Idul Fitri adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Berikut ini dijelaskan tata cara shalat Idul Fitri baik berjamaah dan sendirian.
Dilansir dari suara.com, Sholat Idul Fitri dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal. Waktunya, dimulai sejak matahari terbit hingga masuk waktu dhuhur. Sebelum shalat Idul Fitri, umat muslim juga dianjurkan untuk berzakat fitrah.
Dikutip dari NU Online, Minggu (3/5/2020), shalat Idul Fitri dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah dan terdapat khutbah setelahnya.
Namun, jika terlambat datang atau mengalami halangan lain, boleh dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) di rumah daripada tidak sama sekali.
Berikut tata cara shalat Idul Fitri berjamaah
Ahmad Fauzi bersama keluarganya melaksanakan salat tarawih di rumahnya di kawasan Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (29/4).
Pertama, membaca niat sholat Idul Fitri
Ushalli sunnatan li Idil Fitri rak‘atayni mustaqbilal qiblati ad’an (imman/ma’mman) lillhi ta‘l.
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Hukum membaca niat sholat Idul Fitri ini sunnah. Yang wajib adalah ada maksud secara sadar dan sengaja dalam batin bahwa seseorang akan menunaikan shalat Idul Fitri.
Shalat dimulai tanpa adzan dan iqamah (karena tidak disunnahkan), melainkan cukup dengan menyeru "ash-shalâtu jâmi‘ah".
Kedua, takbiratul ihram sebagaimana shalat biasa.
Setelah membaca doa iftitah, disunnahkan takbir lagi hingga tujuh kali pada rakaat pertama. Di sela-sela setiap takbir tersebut dianjurkan membaca:
Allahu akbar kabira wal hamdulillahi katsira wa subahanallahi bukrataw wa’asila
Artinya: "Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak , Maha Suci Allah baik waktu pagi dan petang."
Atau kalian boleh membaca:
Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallh wallahu akbar.
Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”
Ketiga, membaca Surat al-Fatihah. Setelah melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca Surat al-A'lâ.
Lalu ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi.
Keempat, dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, lakukan takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan "allâhu akbar" seperti sebelumnya.
Jangan lupa di antara setiap takbir itu, membaca bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua.
Kemudian baca Surat al-Fatihah, lalu Surat al-Ghâsyiyah. Berlanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.
Perlu diketahui, hukum takbir tambahan (lima kali pada pada rakaat kedua atau tujuh kali pada rakaat pertama) ini sunnah sehingga apabila terjadi kelupaan mengerjakannya, tidak menggugurkan keabsahan shalat Idul Fitri.
Kelima, selesai salam, jamaah tak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Fitri terlebih dahulu hingga rampung. Kecuali jika shalat Idul Fitri dilakukan sendiri atau tidak secara berjamaah.
Berikut tata cara shalat Idul Fitri sendiri di rumah
Tidak ada alasan umat Islam untuk meninggalkan shalat Idul Fitri meskipun harus melakukannya sendirian di rumah.
Bagi umat muslim yang tertinggal salat Idul Fitri berjamaah di masjid bisa melakukan salat dua rakaat secara sendiri di rumah.
Niat yang dipakai merupakan niat tunai (ada'an), bukan mengqadha. Berikut ini lafalnya.
Ushalli sunnatan li Idil Fitri rak‘atayni mustaqbilal qiblati ad’an lillhi ta‘l.
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Tata caranya juga sama seperti shalat idul fitri berjamaah di masjid atau lapangan. Mulai dari takbiratul ihram, rakaat pertama takbir tujuh kali. Lalu rakaat kedua takbir lima kali dan seterusnya.
Bedanya, shalat Idul Fitri sendiri di rumah tidak perlu mengeraskan suara dan melakukan khotbah.
Ustaz Abdul Somad (UAS) mengatakan bahwa boleh melakukan shalat Idul Fitri sendirian di rumah. Sebagaimana dijelaskannya dalam video yang diunggah ke kanal YouTube Ustadz Abdul Somad Official, Selasa (21/4/2020).
Hal ini berdasarkan menjelaskan riwayat Imam Swafi'i yang dituturkan oleh murid yang bernama Imam Al-Muzani.
"Boleh sholat Idul Fitri, Idul Adha satu orang. Pagi Idul Fitri, enggak bisa pulang kampung, sendirian di rumah kos-kosan, sholat Idul Fitri sendiri," kata Abdul Somad.
UAS juga menyebutkan kriteria lainnya. Yaitu musafir atau orang yang sedang bepergian, budak, dan perempuan yang tidak bisa keluar karena takut tidak ada muhrim.
"Yang enggak bisa mudik. Enggak boleh mudik, mudik atau pulang kampung ditangkap di tol. Sedih? Jangan sedih, sholat sendiri di rumah," ucapnya.
UAS mengatakan bahwa shalat Id baik itu sholat Idul Fitri maupun Idul Adha sah dilakukan dengan berjamaah empat orang.
"Imam bapak, (makmumnya) istri, anak, keponakan, ayah, ibu, pembantu, shalat di rumah," ujar Abdul Somad sambil menunjuk posisi-posisi shalat berjamaah.
"Karena empat itu adalah batas minimal lebih dari batas jumlah minimal jamak. Jamak itu, satu mufrad, dua musana, tiga jamak. Lebih dari jamak, empat. Makmum tiga dan imam satu. Tidak ada alasan untuk tidak shalat Idul Fitri dan Idul Adha," imbuhnya.
UAS juga menjelaskan bahwa khotbah sholat Idul Fitri sama dengan shalat Jumat. Ia menjelaskan lima rukun khutbah.
"Berdiri, takbir. (Pertama) Alhamdulillah. Habis Alhamdulillah, sholawat. Allahumma salli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad. Habis itu ayat Al-Quran. Ya ayyuhalladzina amanut taqullaha. Enggak hafal, Qul huwallahu ahad allahu somad," tutur UAS.
Ia melanjutkan, "(Ketiga) wasiat taqwa. Ushikum wa nafsi bitaqwallah. Enggak bisa bahasa Arab. Ku wasiatkan kepada kamu semua takutlah kepada Allah ini musim Corona mudah-mudahan kita hari ini, mau pakai nangis."
"Duduk sebentar, khutbah kedua. Habis itu berdiri tegak lagi. Ulang lagi lima rukun khutbah. Habis itu berdoa."
Sumber: Suara.com