SUKABUMIUPDATE.com - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Eka Ginanjar, menuturkan, sampai saat ini para tenaga medis di Indonesia masih kekurangan alat pelindung diri (APD).
Dilansir dari tempo.co, sejauh ini pihak tenaga medis masih terus mengupayakan untuk meminta alat-alat medis kepada pemerintah. "Di samping kami semua mengusahakan sendiri, seperti membuat atau membeli," ujar Eka saat dihubungi pada Senin, 20 April 2020.
Sebelumnya Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Arianti Anaya, menilai salah satu penyebab banyaknya tenaga kesehatan yang meninggal saat penanganan pasien Covid-19 karena penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tidak tepat.
“Salah satu faktor dimungkinkan penggunaan APD yang tidak tepat dan memenuhi standar sebagai APD,” kata Arianti dalam konferensi yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia, Jumat, 17 April 2020.
Arianti menjelaskan, APD dirancang untuk menjadi penghalang penetrasi zat, partikel bebas, cair atau udara yang melindungi penggunanya terhadap penyebaran infeksi. Penggunaan APD yang baik menjadi penghalang infeksi yang dihasilkan dari virus dan bakteri.
APD untuk penanganan wabah Covid-19 terdiri dari masker, sarung tangan, coverall (baju pelindung atau gaun), pelindung mata, pelindung kepala, pelindung kaki, dan sepatu boot antiair.
Sementara itu, pemerintah mengklaim telah menyalurkan sebanyak 946.435 APD ke seluruh Indonesia. "Kami sudah distribusikan sudah lebih dari 946.435 APD. Ini semuanya adalah produksi dalam negeri hanya bahan bakunya impor," kata Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Doni Monardo pada 19 April 2020.
Sumber: Tempo.co