SUKABUMIUPDATE.com - Perusahaan farmasi, PT Dexa Medica, menyerahkan donasi 400 ribu tablet chloroquin, yang selama ini dikenal sebagai obat antimalaria, kepada Kementerian Kesehatan. Dilansir dari tempo.co, donasi yang diberikan adalah obat dengan merek dagang Riboquin.
Selain donasi ini, Dexa Medica juga membantu pemerintah menyalurkan obat-obatan donasi secara langsung ke berbagai rumah sakit.
“Terima kasih atas gerak cepat Dexa Medica. Juga terima kasih atas bantuan donasi dan penyaluran APD, suplemen dan vitamin seperti Stimuno dan Lycoxy, yang tentunya sangat bermanfaat untuk para dokter dan tenaga medis,” kata Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam keterangan resmi yang dibagikan Dexa Medica pada Sabtu, 18 April 2020.
Seiring dengan kedatangan bahan baku tambahan, Dexa Medica juga telah mendonasikan sejumlah obat-obatan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Obat-obatan tersebut di antaranya seperti Chloroquine fosfat sebanyak 400.000 tablet yang disalurkan melalui Kementerian Kesehatan.
Lalu ada juga Hydroxychloroquine sebanyak 200.000 tablet, Azithromycin sebanyak 50.000, dan Chloroquine 500.000 tablet. Direktur PT Dexa Medica Bapak V. Hery Sutanto mengatakan Hydroxycloroquine ditargetkan sudah akan diterima oleh 300-an rumah sakit sampai dengan hari ini, Sabtu 18 April 2020.
Sementara untuk Chloroquine akan didistribusikan ke seluruh jaringan kantor cabang distributor pada minggu depan. “Kami akan bergerak cepat untuk salurkan ke sekitar 400 rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 di seluruh Indonesia,” kata Hery.
Meski demikian, sejak awal Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui chloroquine bukanlah obat utama untuk mengobati pasien corona. Chloroquine juga bukan vaksin yang bisa langsung membunuh virus di tubuh pasien.
"Perlu saya sampaikan bahwa Chloroquine ini bukanlah obat first line, tapi obat second line," kata Jokowi melalui akun media sosial Instagram pribadinya, Senin 23 Maret 2020. Walaupun saat ini belum ada obat yang terbukti bisa mengobati orang yang positif virus corona, menurut dia, choloroquine ini telah digunakan di beberapa negara untuk menyembuhkan pasien corona dan membaik.
Sampai hari ini pun, sejumlah pakar menekankan belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan efektivitas obat antimalaria ini dalam mengobati pasien corona. Di Amerika Serikat, penggunaan obat ini masih terus dipertanyakan.
Sumber: Tempo.co