SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, antusiasme para pekerja dan masyarakat sangat tinggi terhadap program Kartu Prakerja. Melansir dari tempo.co, hingga Selasa 14 April 2020 pukul 12.00 WIB, pihaknya mencatat sudah ada 3,7 juta user yang mendaftarkan pada program tersebut.
"Kemudian mereka yang telah verifikasi email dan NIK dan sudah lolos batch pertama itu jumlahnya 926.790," ucap Airlangga saat rapat bersama dengan Baleg DPR-RI, Selasa 14 April 2020.
Dengan animo masyarakat begitu banyak yang mendaftarkan diri dalam Program Kartu Prakerja, kata Airlangga, hal itu menunjukkan pandemi virus corona atau Covid-19 benar-benar memberikan dampak bagi pekerja, ketersediaan lapangan kerja.
Kemudian bila mengacu pada data yang telah terverifikasi, Airlangga mengungkapkan, jumlah tersebut telah memasuki gelombang kelima, dari target pekan pertama hanya 164 ribu penerima. Dia mengungkapkan, hal itu akan terus ditingkatkan.
Lanjut Airlangga, untuk wilayah yang paling banyak mendaftarkan diri ke Program Kartu Prakerja adalah Jawa Barat, lalu disusul DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Jadi dampak dari Covid-19, selain ke kesehatan dan ancaman jiwa terkait layanan kesehatan, dan tentu kedua mengganggu aktivitas sosial ekonomi, kemudian terdampak pada ke sektor riil," tuturnya.
Airlangga menjelaskan, sasaran program Kartu Prakerja adalah pekerja, pencari kerja, dan pelaku usaha kecil dan mikro yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Pemerintah juga melakukan pendataan melalui dinas-dinas ketenagakerjaan, pariwisata, koperasi dan UKM, perindustrian dan perdagangan, selain juga pada sektor-sektor yang terdampak oleh pengurangan mobilitas masyarakat seperti transportasi dan ritel.
Adapun besaran bantuan pelatihan dan insentif yang diterima oleh masing-masing peserta adalah Rp 3.550.000, dan akan menyasar kepada 5.6 juta peserta selama tahun 2020.
Apabila dirinci, manfaat Program Kartu Prakerja di 2020 yakni sebesar Rp 3.550.000, terdiri dari bantuan pelatihan sebesar Rp 1 juta, insentif pasca pelatihan sebesar Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan, serta insentif survei kebekerjaan sebesar Rp 50 ribu per survei untuk tiga kali survei atau total Rp 150 ribu per peserta. Insentif tersebut akan dibayarkan setelah peserta menyelesaikan minimal satu kali pelatihan.
Sumber : tempo.co