SUKABUMIUPDATE.com - Pengamat politik dan pemerintahan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno, mengatakan tak ada kejutan atas terpilihnya Ahmad Riza Patria sebagai wakil gubernur DKI. Melansir dari tempo.co, dalam proses pemilihan yang berjalan tertutup di Gedung DPRD DKI, Senin, 6 April 2020, Ahmad Riza mengantongi 81 suara.
Riza unggul dari lawannya, Nurmansjah Lubis, yang diusung Partai Keadilan Sejahtera. Nurmansjah hanya mendapat 17 suara anggota dewan. Sedangkan dua suara dinyatakan tidak sah dalam pemilihan itu. "Kekuatan lobi Gerindra yang bicara segalanya," kata Adi saat dihubungi.
Ia menuturkan kemenangan Riza Patria memang telah bisa diprediksi sebelumnya. Musababnya, lobi PKS mentok. Walhasil, Nurmansjah Lubis hanya didukung partainya sendiri. "Hanya satu orang di luar PKS yang dukung Nurmansjah," ujarnya. PKS mempunyai 16 kursi di parlemen Kebon Sirih.
Menurut dia, kekuatan lobi Gerindra sangat berpengaruh karena partai besutan Prabowo Subianto itu mempunyai banyak instrumen untuk meyakinkan fraksi lain di DPRD DKI. "Apalagi saat ini Gerindra ada di pemerintahan," ujar Adi. "Itu artinya PKS dibiarkan sendirian di DKI soal pemilihan wagub ini."
Sebelumnya, Adi sempat mengkritik pemilihan wagub DKI di tengah pandemi virus corona. Ia menilai DPRD DKI Jakarta memberi contoh buruk jika tetap menggelar sidang paripurna pemilihan dan penetapan Wakil Gubernur DKI Jakarta hari ini.
Ia mengatakan keputusan itu bertentangan dengan status tanggap darurat Covid-19. Apalagi jumlah kasus Corona masih bertambah dari hari ke hari. Kendati Dewan mengklaim pemilihan Wagub akan melalui protokol kesehatan namun sidang tetap mengundang keramaian.
"Padahal mengumpulkan warga dalam acara resepsi pernikahan saja dibubarkan aparat. Ini namanya tebang pilih," katanya.
Sumber : tempo.co