SUKABUMIUPDATE.com - Jumlah wisatawan mancanegara atau wisman yang masuk ke Indonesia pada Februari 2020 menurun tajam ketimbang bulan sebelumnya lantaran dipengaruhi oleh sentimen virus Corona (Covid-19). Melansir dari tempo.co, Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat angka kunjungan tersebut jeblok hingga 30,42 persen dari bulan sebelumnya.
"Jumlah kunjungan wisman pada Februari ini hanya 885,1 ribu orang. Penurunan ini terjadi di semua pintu masuk karena kondisi adanya virus Corona," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam siaran langsungnya, Rabu, 1 April 2020.
Dengan begitu, penurunan angka kunjungan wisman secara year on year ialah sebesar 28,85 persen. Suhariyanto merincikan, penurunan kunjungan paling tajam berdasarkan asal negaranya terjadi untuk wisman dari Cina.
Wisman Cina ke Indonesia pada Februari 2020 terdata melorot hampir 100 persen, yakni sebesar 94,11 persen. Kemudian disusul oleh wisman asal Hong Kong yang menurun tajam sebesar 93,12 persen.
Kendati demikian, masih ada peningkatan tipis dari jumlah wisman dari negara lain, seperti Malaysia dan Jepang. Kondisi ini terjadi lantaran pada Februari, kondisi persebaran virus Corona belum semasif pada Maret 2020.
Sedangkan menurut pintu masuknya, kunjungan wisman yang tercatat di perbatasan Skouw atau perbatasan Papua-Papua Nugini nihil atau penurunannya mencapai 100 persen. Fenomena ini dipengaruhi kebijakan Pemerintah Papua Nugini yang telah menutup aksesnya sementara sedari Februari lalu.
Adapun penurunan tajam juga terjadi di pintu masuk lainnya, seperti di Bandara Internasional Samratulangi Manado dengan tingkat kunjungan wisman anjlok hingga 92,5 persen. Perlu diketahui, tutur Suhariyanto, wisman terbesar di Manado berasal dari Cina.
Selanjutnya, di pintu masuk Tanjung Pinang, BPS merekam tingkat penurunan kunjungan wisman mencapai 62 persen. Penurunan angka masuknya tamu asing ini juga berdampak pada okupansi atau tingkat hunian kamar.
Berdasarkan paparan Suhariyanto, okupansi rata-rata hotel seluruh Indonesia pada Februari hanya naik tipis 0,05 persen dari bulan sebelumnya atau turun 3,2 persen secara year on year. Ia memperkirakan penurunan lebih tajam akan terjadi pada Maret lantaran sejumlah penerbangan sudah mulai mengurangi frekuensinya dan persebaran virus Corona sudah menyerang lebih masif.
Sumber : tempo.co