SUKABUMIUPDATE.com - Para penambang emas ilegal atau gurandil di Taman Nasional Gunung Halimun Salak punya ritual khusus untuk menggali lubang. Menurut Kepala Satreskrim Polres Bogor Ajun Komisaris Benny Cahyadi, dalam menggali lubang para gurandil masih menggunakan unsur mistis.
Untuk menentukan lokasi galian, misalnya, mereka melemparkan minyak wangi jenis apel jin yang sudah diberi mantra oleh dukun. Lokasi jatuhnya apel jin itulah yang dipercaya sebagai lokasi dengan kadar emas.
"Kalau misalkan bobol atau tidak ada urat emasnya, mereka bisa gila karena sudah habis modal banyak. Yang untung dukun," ucap Benny.
Menurut Kepala Polisi Resor Bogor Ajun Komisaris Besar, M. Joni, para gurandil itu juga punya lubang dengan nama dan cirinya masing-masing.
Dalam satu lubang, pemodal mempekerjakan gurandil pekerja dengan jumlah puluhan orang.
Warga yang dipekerjakan selain dikasih upah 100 ribu per hari, juga dilengkapi dengan beberapa alat seperti pahat dan juga genset. "Pelaku yang kita tangkap adalah pemodalnya," kata Joni memberikan keterangan pers di Mapolres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin 13 Januari 2020.
Untuk kerusakan yang diakibatkan oleh ulah para Gurandil, Joni mengatakan pihaknya akan minta keterangan dari dinas terkait dan ahli di bidang lingkungan.
Selain aktivitas para gurandil, Joni menyebut beberapa kerusakan yang menyebabkan longsor adalah hilangnya pohon-pohon yang ditanam Perhutani. Sekarang penanaman pohon itu sudah tidak ada atau di lokasi longsor sudah tidak ada lagi aktivitas penanaman pohon kayu-kayu'an. "Sehingga tanah dalam keadaan kosong, terkikis dan mudah terjadi longsor di sana," kata Joni.
Sumber : tempo.co