SUKABUMIUPDATE.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama TNI Angkatan Udara kembali melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) penyemaian garam untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
TMC hari kelima pada Selasa, 7 Januari 2020, ini dilakukan dengan 4 kali penerbangan menggunakan pesawat Casa 212 tipe A 2105 dan CN 295 tipe A 2901 yang diberangkatkan dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dua penerbangan pertama sudah dilakukan pada Selasa pukul 07.00, sedangkan penerbangan ketiga dan keempat dilakukan pukul 14.00.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma TNI Fajar Adrianto menjelaskan pesawat CB 295 membawa 4 console 8 tabung TMC. "Total 8 console itu 2,4 ton garam," kata Fajar kepada Tempo di Lanud Halim pada Selasa, 7 Januari 2020.
Pesawat Casa membawa 800 kilogram garam. Penyemaian di pesawat Casa dilakukan secara manual dengan menaburkan garam melalui corong pesawat. "Karung garam ini dimasukkan ke pesawat dan disemai manual. Itu untuk sekali terbang. Hanya garam tanpa campuran apa-apa," katanya.
Fajar menjelaskan, rata-rata penerbangan TMC sejak 3 Januari 2020 itu dilakukan pada pagi, siang hingga sore hari. Penyemaian itu dilakukan berdasarkan pantauan pertumbuhan awan di atmosfer wilayah barat pulau Jawa.
Prakirawan Cuaca BMKG, Nanda Al Fuadi menjelaskan, tim BMKG melakukan pemantauan atmosfer cuaca langsung dari Posko TMC Lanud Halim. Timnya bertugas untuk memberikan informasi pergerakan dan pembentukan awan yang terjadi di sekitar Selat Sunda dan sebelah barat Pulau Jawa. Pemantauan itu dilihat berdasarkan animasi citra radar.
"Dijadikan teman-teman BPPT patokan rencana penerbangan ke arah mana. Kami hanya feeding data kondisi atmosfer saat ini seperti ini, pembentukan awannya di sini, terserah mereka mau menentukan ke arah mana," katanya.
Sumber : tempo.co