SUKABUMIUPDATE.com - Kepolisian Hong Kong telah mengidentifikasi aparat kepolisian yang menembakkan peluru karet ke arah wartawan Indonesia, Veby Mega. Namun belum bisa mengkonfirmasi apakah benar petugas tersebut yang menembak.
Dikutip dari scmp.com, sikap penyidik ini menyulitkan korban dalam mengambil tindakan hukum menggugat petugas polisi tersebut.Pengacara Veby, mengklaim mereka sudah mengantongi nama pelaku penembak yang berdiri di sebuah tangga penyeberangan yang menghubungkan Gloucester Road ke Menara Imigrasi dan Stasiun kereta MTR Wan Chai. Yang mereka butuhkan saat ini, dokumen koresponden, catatan, pernyataan, laporan dan data komputer mulai 28 September 2019.
Kepolisian Hong Kong menegaskan sulit mengidentifikasi petugas karena tuduhan yang diarahkan Veby hanya berdasarkan kata-kata, yang menargetkan individu petugas kepolisian itu.
“Polisi bisa mengidentifikasi polisi yang menembak peluru karet di lokasi kejadian pada saat itu. namun polisi tidak bisa mengkonfirmasi apakah dia (polisi itu) yang menyebabkan luka tersebut.
Veby tertembak peluru karet saat melakukan tugas peliputan jurnalistik unjuk rasa Hong Kong. Korban mengalami kebutaan permanen pada mata kanannya akibat tembakan peluru karet itu.
Dalam hukum di Hong Kong penuntutan secara pribadi memiliki batas waktu, yakni enam bulan sejak kejadian perkara. Untuk itu, Veby terhitung memiliki waktu sampai akhir Maret untuk menggugat aparat kepolisian yang telah menyebabkannya kehilangan mata kanannya.
Veby, wartawan dengan pengalaman kerja 13 tahun, sebelumnya sudah merencanakan untuk melakukan gugatan hukum terhadap aparat kepolisian yang Konsul Senior untuk Kepolisian Hong Kong, Vienne Luk Wai-nga, pada Jumat, 3 Januari 2019, mengatakan di Pengadilan Tinggi bahwa investigasi atas kasus ini masih berlangsung.
Veby bekerja sebagai editor di Suara Hong Kong News. Dia sudah mengajukan gugutan hukum ke pengadilan agar memaksa Kepala Kepolisian Hong Kong membuka dokumen yang memperlihatkan siapa identitas petugas kepolisian yang melepaskan tembakan peluru karet hingga melukai matanya.
Veby, 39 tahun, diduga tertembak sebuah peluru karet ketika dia meliput unjuk rasa di Wan Chai pada 29 September 2019 lalu, pukul 4.50 sore. Saat kejadian, Veby berdiri dengan wartawan lain dan mengenakkan rompi yang mengidentifikasinya sebagai wartawan.
Sumber: Tempo.co