SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Perhubungan telah menyiapkan armada sejumlah 1.293 unit kapal dengan kapasitas angkut 3,41 juta penumpang pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru 2019/2020.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Wisnu Handoko memprediksi pertumbuhan jumlah penumpang pada masa angkutan Nataru kali ini mencapai 1,84 persen atau 1,19 juta penumpang dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Kami prediksi puncak arus libur dimulai pada 20--24 Desember 2019. Puncak arus balik diperkirakan pada 29--31 Desember 2019,” kata Wisnu dalam siaran pers, Selasa 3 Desember 2019.
Dia menjelaskan armada yang digunakan terdiri atas 26 unit kapal dari PT Pelni dengan kapasitas angkut 989.375 penumpang, Armada Perintis 113 unit dengan kapasitas angkut 68.726 penumpang, armada swasta 1.147 unit dengan kapasitas angkut 2.355.837 penumpang, dan perintis cadangan atau pengganti sebanyak tujuh unit dengan kapasitas angkut 1.756 penumpang.
Dia menuturkan terdapat 10 pelabuhan dengan jumlah penumpang tertinggi antara lain Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, Tanjung Uban, Sungai Pakning, Ternate, Tanjung Batu Kundur, Tarakan, Sorong, dan Selat Panjang.
Dari 51 Pelabuhan pantau, lanjutnya, sebaran jumlah penumpang pada realisasi angkutan Nataru 2018 di Indonesia Bagian Barat sejumlah 847.152 (72 persen) penumpang naik, sedangkan di Indonesia Bagian Timur sejumlah 323.077 (28 persen) penumpang naik.
Pemerintah berencana melaksanakan Posko Penyelenggaraan Angkutan Nataru di seluruh pelabuhan di Indonesia dengan terdapat 51 pelabuhan yang akan dipantau untuk melihat perkembangannya dari tahun ke tahun.
Posko tersebut akan dilaksanakan mulai 18 Desember 2019 hingga 8 Januari 2020. Selanjutnya, seluruh pelabuhan dihimbau agar mengantisipasi permasalahan yang terjadi maupun keberhasilan pada Angkutan Laut Lebaran 2019.
Ditjen Perhubungan Laut, imbuhnya, telah melakukan beberapa tahapan pelaksanaan yaitu membuat rencana operasi, mengidentifikasi permasalahan pada masa Nataru tahun lalu dan angkutan Lebaran sebelumnya, serta melaksanakan rapat koordinasi dengan instansi terkait.
“Saya mengimbau kepada para Kepala Kantor Kesyahbandaran, Kepala KSOP Kelas I hingga IV dan Kepala UPP Kelas I hingga III untuk mengoptimalkan potensi armada pada daerahnya masing-masing, terutama ruas-ruas dengan jumlah penumpang tertinggi pada arus mudik/balik sehingga dapat mengurangi terjadinya penumpukan penumpang,” ujarnya.
Seluruh kepala UPT juga diminta untuk meningkatkan koordinasi kepada operator kapal dalam penyebarluasan informasi jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal kepada masyarakat melalui media cetak dan elektronik serta melakukan pemasangan spanduk di tempat-tempat tertentu.
Dia menyebut pentingnya melakukan pengawasan terhadap keselamatan dan keamanan pelayaran melalui koordinasi dengan BMKG setempat untuk mewaspadai terjadinya cuaca buruk.
“Jangan ragu-ragu untuk melakukan penundaan keberangkatan kapal apabila terjadi kondisi cuaca buruk sebelum kapal berangkat, serta menyiapkan kapal negara untuk keadaan darurat," tuturnya.
SUMBER: TEMPO.CO