SUKABUMIUPDATE.com - Dua orang yang diduga wartawan ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di Medan, Sumatera Utara. Menanggapi kabar ini Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mengaku belum tahu betul apa kah kasus ini terkait dengan kerja jurnalistik atau tidak. Namun mereka mengecam tindakan ini dan mendorong kepolisian mengungkap kasusnya.
"Kami mengecam keras atas tindakan pembunuhan terhadap kedua wartawan itu. Aparat penegak hukum harus mengungkap kasus pembunuhan kedua wartawan itu hingga tuntas, pelaku harus diadili, begitu juga dengan otak di baliknya," kata Ketua Advokasi AJI, Erick Tanjung, saat dihubungi, Sabtu 2 November 2019.
Sebelumnya, dua wartawan korban pembunuhan bernama Maraden Sianipar (55) warga Jalan Gajah Mada, Rantauprapat Kecamatan Rantau Utara dan Martua Siregar (42) warga Desa Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, ditemukan tewas dengan kondisi tubuh memprihatinkan di selokan areal perkebunan kelapa sawit PT SAB/KSU Amelia.
Dikutip dari Posmetro-Medan.com, Pada 29 Oktober 2019 mereka berdua sempat meminjam sepeda motor salah seorang kawannya, dengan alasan akan pergi ke ladang. Namun kemudian ditemukan dalam keadaan tewas dengan kondisi penuh luka sabetan senjata tajam di kepala, badan, lengan, punggung, dada dan bagian perut. Masing-masing ditemukan pada Rabu 30 Oktober 2019 dan Kamis 31 Oktober 2019 lalu.
Sebelum tewas kedua korban ini diduga tengah melakukan kerja jurnalistik, meliput sengketa lahan. Namun menurut keterangan Ketua AJI Medan, Liston Damanik, kedua orang tersebut tidak banyak dikenal di komunitas wartawan di Labuanbatu. "Sebenarnya kurang dikenal sebagai wartawan di Labuanbatu itu sendiri," kata Liston saat dihubungi, hari ini.
Menurut penelusuran mereka, memang salah satu di antaranya pernah bekerja di salah satu media lokal, namun itu pun sudah berhenti sejak dua tahun lalu. Liston mengatakan, di Labuanbatu banyak orang yang bekerja sambilan sebagai wartawan namun tidak aktif.
SUMBER: TEMPO.CO