SUKABUMIUPDATE.com - Pada Selasa siang 22 Oktober 2019 sekitar pukul 13.30, telepon seluler Zainudin Amali berdering. Politikus Partai Golkar itu mengangkat telepon yang ternyata berbicara yakni Deputi Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Triadi Machmudin.
"Disampaikan bahwa saya diminta datang ke istana," kata pria kelahiran Gorantalo ini menceritakan proses penunjukannya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga dalam wawancara bersama Tempo di Kantornya, Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta, Kamis, 24 Agustus 2019.
Bekas Ketua Komisi II DPR ini mengatakan waktu diminta ke Istana Negara, dirinya lagi bersiap mengikuti rapat paripurna. Ia pun batal mengikuti rapat dan minta izin kepada Bey Triadi untuk makan siang terlebih dahulu sebelum berangkat dari Senayan ke Jalan Medan Merdeka Utara. "Selesai makan saya langsung berangkat, di sana nunggu lumayan lama," kata dia.
Di ruang tunggu kantor Presiden Jowo Widodo itu, kata Zainudin sudah menunggu calon menteri lainnya yang menunggu giliran menjalani seleksi. Seingatnya sudah empat orang yang sudah lebih dulu hadir. Mereka yakni Ida Fauziah yang kemudian dilantik sebagai Menteri Ketenagkerjaan, Bahlil Lahadalia jadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Abdul Halim Iskandar sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan Fachrul Razi dijadikan Menteri Agama.
"Saya urutan kelima nunggu giliran, nunggu lama sama ngantuk, tertidur-tidur saya itu," ucap Zainudin mengatakan dirinya menunggu lebih dari dua jam.
Begitu mendapat giliran bertemu dengan Jokowi, Zainudin mengaku dicecar pertanyaan mengenai mandeknya prestasi olahraga nasional. Jokowi, kata dia menyinggung perihal jumlah penduduk yang mencapai 260 juta dan bonus demografi yang bisa digunakan untuk bisa berprestasi di bidang olahraga.
"Masa sih kita tidak bisa berpretasi di bidang olahraga. negara-negara yang kecil saja itu bisa berprestasi ditingkat dunia," ucap Zainudin menyampaikan kerisauan Jokowi terhadap pembinaan atlet.
Secara spesifik, mantan Sekjen Partai Gokar ini dititipin pesan khusus untuk memajukan sepak bola Indonesia. Ia mengatakan Jokowi kebingungan melihat Tim Nasional U-16 dan U-19 yang bisa berprestasi tapi level senior malah menjadi permainan jeblok.
"Presiden menyampaikan kepada saya supaya berusaha semaksimalkan mungkin bisa mendapat satu timnas nasional yang bisa dibanggakan yang bisa berprestasi bukan hanya ditingkat ASEAN tapi di Asia, bahkan di internasional, Piala Dunia sasarannya," kata dia menjelaskan harap Jokowi supaya Timnas bisa lolos ke Piala Dunia.
Ia mengatakan pertemuannya dengan Jokowi tidak berlangsung lama hanya sekitar 30 menit. Menurut dia, presiden telah mengetahui persoalan mendasarnya dan memberikan arahan untuk langsung dieksekusi. "Kita diskusikan tidak lama karena saya pikir bidang pemuda dan keolahragaan bukan hal yang rumit kalau kita kerja dengan fokus dan sistematis," kata dia.
Saat Pelantikan Kabinet Indonesia Maju, Jokowi memberi pesan singkat kepada Zainudin untuk membenahi tata kelola sepak bola di Indonesia. "Zainuddin Amali (sebagai) Menteri Pemuda dan Olahraga. Sepak bolanya, Pak," kata Jokowi saat memperkenalkan jajaran menteri di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019.
Sumber: Tempo.co