SUKABUMIUPDATE.com - Seorang pewarta foto Harian Radar Jogja Guntur Aga Tirta mengalami tindakan kekerasan oleh sekelompok suporter saat laga PSIM menjamu Persis Solo di Mandala Krida Jogja pada Senin (21/10/2019) sore.
Kejadian tersebut berawal saat Guntur yang memotret di sisi utara stadion bergerak ke sisi barat lapangan, setelah penonton turun dari tribun. Ketika polisi mencoba menghalau penonton yang berhamburan ke lapangan, Guntur bergeser ke utara dan mendekati mobil pemadam kebakaran.
“Saat itu gas air mata ditembakkan. Kondisi kaos. Saya lihat ada petugas pemadam kebakaran mencoba mengevakuasi anak-anak di tribun pojok barat,” kata Guntur, sambil memperlihatkan tengkuknya yang terkena lima kali pukulan kepada Harian Jogja-jaringan Suara.com.
Saat bergerser itu, Guntur mengalami intimidasi oleh kelompok suporter yang sampat mencekik hingga memukulnya.
“Setelah itu saya diintimidasi. Ada yang mencekik saya dari belakang, dan saya dipukuli. Saya sempat diminta hapus foto, tetapi tidak saya hapus,” ucap Guntur.
Guntur mengaku merasa pusing setelah dipukul oleh suporter. Meski mengalami pemukulan, Guntur mengaku tidak akan menempuh jalur hukum dengan melaporkan kejadian itu ke kepolisian.
“Ya disayangkan sekali, karena saya bertugas berdasarkan kerja jurnalistik dan ada kode etik serta dilindungi hukum,” ucap Guntur.
Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jogja Talcah Hamid menyayangkan insiden pemukulan yang dialami Guntur saat peliputan.
“Kami sangat menyayangkan dan mengutuk keras insiden itu. Kami bertugas secara profesional. Kami menyayangkan apa yang dialami teman-teman kami yang di lapangan. Padahal, kami bekerja juga dilindungi oleh undang-undang,” katanya.
Sumber: Suara.com