SUKABUMIUPDATE.com - Jenazah tokoh pers nasional Aristides Katoppo disemayamkan di Rumah Jenazah RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Aristides meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, hari ini, Minggu, 29 September 2019, sekitar pukul 12.05 WIB.
Mendiang Aristides Katoppo adalah salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), Perkumpulan Jurnalis Lingkungan Indonesia (SIEJ), serta Harian Sinar Harapan.
Putra sulung Aristides, Judistira Katoppo, mengatakan bahwa ayahnya mengeluhkan sakit pada Sabtu malam, 28 September 2019. Ayahnya lalu dilarikan ke RS Mayapada kemudian dibawa ke RS Abdi Waluyo.
Menurut Jura, Aristides sudah lama mengalami sakit jantung tapi selalu berpembawaan energik dan bersemangat. Bahkan, seminggu sebelum wafat, Aristides Katoppo mengikuti kegiatan napak tilas di Gunung Semeru, Jawa Timur, mengenang 50 tahun meninggalnya Soe Hok Gie, sahabatnya di Mapala Universitas Indonesia.
Dalam acara itu Aristides hanya sampai di Desa Ranupani, pos pendaftaran pengunjung Gunung Semeru.
Gie meninggal di Gunung Semeru, Jawa Timur, 16 Desember 1969. Dia juga salah satu tokoh Angkatan '66 menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno lalu berganti ke Soeharto atau Orde Baru.
Sebelum meninggal, kata Jura, Aristides Katoppo berwasiat ingin jika wafat jasadnya dikremasi lalu abunya ditabur di gunung.
"Bokap (Bapak) tidak bilang di mana gunungnya. Tapi saya kepikiran abunya ditabur di Gunung Gede (Jawa Barat) karena lebih dekat dan gampang dijangkau. Yang penting beliau kembali menyatu dengan alam," kata Jura kepada Tempo.
Kebaktian penghiburan berupa penutupan peti, pemberangkatan, dan pemakaman/kremasi akan dilaksanakan pada Selasa, 1 Oktober 2019, mulai sekitar pukul 10.00 sampai 13.00 WIB. Kremasi akan dilakukan di Oasis Lestari, Tangerang.
Malam ini makin banyak pelayat yang mendatangi Rumah Jenazah RSPAD, antara lain bekas wartawan senior Panda Nababan serta dua pendiri AJI, Eros Djarot dan Lukas Luwarso.
Karangan bunga ucapan duka untuk wafatnyaAristides Katoppo dikirimkan oleh Presiden Joko Widodo, keluarga besar Presiden ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie, keluarga besar Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid, serta Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
SUMBER: TEMPO.CO