SUKABUMIUPDATE.com - Kepala RS Pelni Dewi Fankhuningdyah mengatakan kondisi Faisal Amir, mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia yang menjadi korban bentrok DPR masih dalam keadaan kritis dan membutuhkan penanganan yang intensif.
"Kondisi terakhir pasien cukup baik, progres-nya cukup memuaskan, tapi masih dalam keadaan yang tidak stabil-lah kita bilang, dalam keadaan kritis, sehingga pasien masih dalam membutuhkan pengawasan di ICU atau intensive care," kata Dewi di RS Pelni pada Rabu, 25 September 2019.
Dewi mengatakan Faisal masih dalam pengawasan intensif oleh tim dokter. "Pasien ini masih dalam pengawasan intensif di ICU, kami akan melihat sekitar 1 sampai 2x24 jam, apabila memang mengalami perbaikan, ada mungkin nanti alat-alat invasif bisa mulai disapih atau dilepaskan dari pasien," kata dia.
Menurut Dewi, tim dokter melakukan tindakan operasi sebanyak dua kali untuk bagian kepala dan bahu kanan Faisal. "Sesuai dengan hasil pemeriksaan, pasien kemudian dilakukan operasi karena memang ditemukan pendarahan di daerah kepala dan juga patah di bahu kanan," ujarnya.
Dewi juga memastikan seluruh biaya pengobatan Faisal akan ditanggung oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta. "Betul, biaya ditanggung Pemda DKI sampai pulih," kata dia.
Faisal Amir merupakan mahasiswa semester 7 Fakultas Hukum Universitas Al Azhar Indonesia. Ia dibawa ke RS Pelni dalam kondisi terluka dengan masih menggunakan almamater kampusnya.
Menurut Dewi, korban bentrok DPR Faisal dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 19.00 WIB. "Pasien tersebut datang pada jam 19.00 malam ke IGD Rumah Sakit Pelni, diantar oleh yang diketahui adalah temannya ada beberapa petugas ataupun pegawai yang bertugas di area proyek," kata dia.
Sumber: Tempo.co