SUKABUMIUPDATE.com - Unjuk rasa anarkistis di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, yang berlangsung Senin (23/9), memakan korban. Sebanyak 16 orang meninggal dunia dan 66 orang terluka dalam kericuhan tersebut.
Dandim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Chandra Dianto, menyebutkan 16 orang yang meninggal dunia adalah warga sipil. “Untuk aparat di Wamena tidak korban jiwa,” katanya, Senin (23/9).
Lanjut Chandra, ke-16 jenazah saat ini masih berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena, termasuk korban yang mengalami luka ringan hingga luka berat.
“Korban meninggal rata-rata kena benda tajam dan terbakar. Sementara untuk korban luka-luka banyak terkena benda tajam pada bagian tubuhnya,” jelas Chandra.
Lanjut Chandra, kebanyakan korban meninggal dan luka-luka tersebut ditemukan di daerah Hom-Hom, daerah yang dikenal dengan pusat bisnis di Kota Wamena. Di daerah Hom-hom pun terdapat ruko dan pemukiman warga yang kerap dijadikan tempat usaha.
“Sampai saat ini anggota kami masih berjaga dan sekaligus masih mencari korban luka atau pun meninggal yang kemungkinan masih bisa bertambah,” ujarnya.
Chandra meminta semua pihak saling menahan diri, sebab sampai saat ini situasi di Wamena masih belum kondusif dan beredar kabar akan ada serangan lanjutan.
Sementara itu, wartawan BumiPapua.com di Wamena menyebutkan ada jenazah laki-laki yang disemayamkan di Kantor Polres Jayawijaya sore tadi.
“Jenazah ini ditemukan terbakar di dalam rumahnya yang ikut dibakar pedemo anarkis,” kata Malik, salah satu warga setempat. (Stefanus/Pratiwi)
Sumber: Kumparan.com